
Seperti Sigriya yang saya ceritakan minggu lalu, Dambulla pun sebenarnya tidak masuk ke rencana perjalanan walaupun kepengen datang karena kita lebih memilih Anuradhapura yang merupakan kota suci di Sri Lanka. Nasib mujur perusaahaan penyewaan mobil malah memasukkan Sigriya dan Dambulla dalam rencana perjalanan kami selama 2 hari. Memang sih, jadi berasa terburu-buru tapi saya gak nyesel juga.
Dambulla sebenarnya gak terlalu jauh dari Sigriya dan karena kita tidak naik ke atas Sigriya sehingga kuil ini akhirnya bisa kita kunjungi. Dambulla terletak di atas bukit batu besar dengan anak tangga sekitar 350an. Tidak terlalu tinggi tapi percayalah kalau harus naik bukit panas terik jam 2 siang, sungguh rasanya pengen balik ke dalam mobil aja.
Kota Dambulla terletak sekitar 148 KM dari Colombo (ibukota Sri Lanka) dan 78 KM dari Kandy. Saya dan Matt, mulai dari Negombo – Anuradhapura – Sigriya – Dambulla dan Kandy. Selama 2 hari jadi beneran kayak amazing race. Untungnya karena naik mobil kita jalannya lumayan santai hanya gak bisa semua tempat dilihat.
Kuil Dambulla biasa disebut Kuil Emas. Dibangun di dalam gua yang terletak di atas bukit batu. Kuil ini dibangun dan digali langsung oleh tangan manusia tanpa bantuan mesin. Yaiyalah zaman dulu. Dinding-dinding guanya mengingatkan saya akan kain songket saking cantiknya. Hampir seluruh dinding kuil/gua digambar Buddha dengan warna mayoritas emas dan merah. Di dalamnya pun terdapat ratusan patung yang sampai hari ini masih terawat dengan baik.
Setelah membayar sekitar 12 dollar untuk tiket masuk, kami mulai menaiki anak tangga yang rasanya ingin saya sudahi saja. Panas membara walaupun disekitaran bukit masih ada pepohonan yang cukup rindang. Jangan coba-coba gak pake alas kaki pas mendaki karena batunya panas banget.
Memasuki area kuil, alas kaki harus dititipkan dan kita harus berjalan kaki tanpa alas atau kalau punya kaos kaki bisa digunakan. Kebodohan kita sekali lagi adalah gak membawa kaos kaki. Kaki Matt yang sudah terbakar hari sebelumnya di Anuradhapura akhirnya menjadi luka besar. Gila, saya gak bisa bayangin dia setengah mati keliling gua dengan 2 kaki yang terbakar itu. Pasti rasanya sakit banget apalagi lantai menuju ke kuil panasnya ampun-ampunan.
Sebenarnya ada beberapa kuil di dalam gua-gua ini tapi kami hanya memasuki 5 kuil yang cukup besar. Di dalamnya penuh patung-patung dan kulisan dinding yang berasal dari abad pertama M. Sebenarnya kuil ini sudah mengalami perbaikan dan dilukis ulang pada abad ke-11, ke-12, dan ke-18 M. Gua atau kuil ini juga pernah menjadi tempat mengungsi Raja Valagamba (Raja Vattagamini Abhaya) selama 14 tahun pada masa pengasingannya dari Kerajaan Anuradhapura. Mungkin ini juga sebabnya kita bisa melihat beberapa patung raja di dalam kuil. Saya bayangin gimana, ya mereka dapat air dan kebutuhan pokok setiap harinya? mesti turun ke bawah dong.
Biksu-biksu Budha memakai kuil sebagai tempat meditasi yang katanya juga menjadi tameng hidup untuk melindungi Raja dari musuh-musuhnya. Jadi kayaknya zaman dulu kalau Raja mau sembunyi dari musuhnya, mereka memilih naik ke atas gunung/batu besar.
Sebenarnya kuil batu di Dambulla dibangun sebagai bentuk terima kasih Raja Valagamba yang berhasil merebut tahta Kerajaan Anuradhapura. Soalnya selama pengasingan kan beliau tinggal di sana dan dibantu oleh para Bikhsu.
Gambar-gambar yang ada di dinding gua katanya bercerita tentang godaan setan oleh Mara sampai khotbah Buddha yang pertama kalinya. Manusia-manusia prasejarah Sri Lanka yang pernah tinggal di gua ini sebelum kedatangan Buddha di Sri Lanka dan juga ada situs penguburan kerangka manusia.
Menurut saya pribadi kuil Dambulla harus menjadi tujuan wajib kalau berkunjung ke Sri Lanka bukan hanya karena kuil ini adalah yang tercantik dan terbesar di Sri Lanka tapi karena memang sejarahnya sangat-sangat menarik untuk diketahui.
Keren banget ya Non, kuil di dalam gua gitu! 😀
Iya Zi, sejarahnya yang bikin tambah keren ya
Suka foto-fotonya!
Hebat banget, dipikir2 zaman dulu bisa2nya tanpa teknologi buat kuil di situ. Luar biasa.