Sebenarnya ini kunjungan kedua kalinya saya ke Eco Farming Bukit Lawang. Kayaknya ini bakalan jadi kunjungan setiap bulannya deh haha. 1 kali satu bulan minimal buat ngeliat kebun ini.

Eco Farming ini sebenarnya bagian dari Yayasan Ekosistem Lestari. Tempat ini awalnya dan memang sampai sekarang dijadikan sebagai balai pelatihan dan pendidikan mengenai perkebunan, pertanian dan tentu saja peternakan untuk warga sekitar.

Kawasan wisata Taman nasional Gunung Leuser atau yang lebih terkenal dengan Bukit Lawang memang memerlukan tempat seperti ini. Apalagi kebanyakan penduduk awalnya memang bekerja sebagai petani. Baik petani padi ataupun karet. Saat ini kalau saya perhatikan kebanyakan penduduk mengalihkan jenis perkebunannya ke kelapa sawit. Pokoknya sepanjang mata memandang kelapa sawit,  deh. Gosipnya sudah ada beberapa perumahan yang mulai kesusahan air karena daerah perkebunan sawit yang terlalu dekat dengan rumah-rumah penduduk. Untuk pastinya berita ini masih simpang siur.

Seperti kebanyakan tanah-tanah perkebunan di Bukit Lawang, didaerah ini memang awalnya adalah sawah ataupun rawa-rawa. Agak susah untuk menanam sayuran karena selalu berair. Dikarenakan masalah inilah, akhirnya Eco Farming bisa membuktikan kalau tanah rawa-rawa pun masih bisa ditanami sayuran dan juga buah.

Ada beberapa bangunan di Eco Farming, mulai dari pendopo, rumah, perpustakaan dan ada 2 bangunan lagi tapi saya lupa apa fungsinya hehe. 2 tahun lalu mereka juga mendapatkan bantuan dari Jepang, sehingga saat ini sudah berdiri bangunan yang juga berfungsi sebagai tempat untuk mengolah kotoran sapi menjadi gas untuk memasak. Cool ya 🙂

Ada banyak jenis tanaman di tempat ini. Dulu saya ingat banget kalau pengen lemon kita suka pesan dari sini hehe. Sebenarnya kebanyakan hasil kebun dari Eco Farming lebih untuk keperluan hotel Eco Lodge. Yah belum bisa memenuhi kebutuhan 100 % tapi lumayanlah ya.