Berkunjung ke Toba salah satunya adalah untuk berwisata sejarah. Sejarah dari suku Batak sebenarnya sangat menarik. Sayang saya termasuk orang yang tidak terlalu memperhatikannya selama ini atau yah sekedar hanya tahu saja tanpa tergerak untuk memostingnya. Salah satu yang saya pengen ceritain adalah proses pemancungan yang di zaman dahulu kala jamak dilakukan jika si Raja ingin menghukum penjahat atau musuhnya.
Adalah sebuah kampung bernama Ambarita di satu sudut pulau Samosir. Kampung cantik ini ternyata menyimpan sebuah kisah “mengerikan” tentang “kanibalisme”. Saat inipun jika kita berkunjung ke Ambarita maka dengan mudah bisa ditemukan salah satu situs megalitikum berupa seperangkat kursi dan meja batu yang dulunya digunakan sebagai tempat untuk berunding menentukan hukuman. Beberapa orang masih mengatakan kalau tempat ini sedikit “menyeramkan”.
Di dalam kompleks situs batu Sialagan atau Ambarita ini terdapat rumah adat Batak, kalau gak salah jumlahnya ada 8 dan masih digunakan sampai saat ini. Beberapa kali saya datang kesini pasti deh selalu nemu bocah-bocah yang tinggal di rumah tersebut. Rata-rata masih keturunan raja-raja Batak sih hehe. Yaiyalah Non, namanya juga tinggal di kompleks Raja ya hehe.




O,ya cerita berlanjut ya 🙂 jadi di zaman dulu ada sebuah desa bernama Desa Siallagan. Di Desa ini terdapat seperangkat batu dan meja sebagai tempat persidangan yang dipakai oleh raja-raja Batak di Samosir, di antaranya Raja Sidabutar, Raja Siallagan dan Raja Sidauruk untuk menyidang warga yang melakukan kesalahan; baik ringan mau pun berat.
Kesalahan ringan itu kayak mencuri kambing, lembu, kerbau, jagung, ayam atau ngintip orang mandi (mulai ngaco). Biasanya penjahat amatiran kayak gini di hukum mengganti kerugian 5 kali lipat dari hewan/hasil panen yang dicuri atau di suruh kerja sosial tanpa di gaji. Ishh langsung kebayang pasti jaman dulu itu di Samosir gak ada sampah sama pencuri ya.
Sementara kejahatan berat itu seperti memperkosa, membunuh, menjadi mata-mata, penghianat atau penjahat perang dan musuh bebuyutan dari Medan perang. Untuk penjahat-penjahat kayak begini raja akan memanggil tetuah adat. Para raja melakukan sidang dengan memanggil pengetua kampung, dukun, pangulubalang (bodyguard) dan keluarga pelaku.
Di Lokasi persidangan Raja bakalan nanya ke tetuah adat “Hei….tetuah adat, kapan nih kira-kira hari paling baik untuk mancung kepala si bodat mata-mata itu, aku udah muak banget liat tampangnya. Kira-kira enaknya kita lakukan sebelum dagingnya abis kali ya, supaya bisa kita makan kriuk…..kriuk…..” (yang ini pasti becandaan dong ngomongnya, gak mungkin banget raja ngomong serampangan kan yaa)
Nah tetua adat bakalan nyari hari yang paling sip buat mancung si penjahat. Selama masa menunggu itu, si penjahat bakalan di pasung dan dijaga ketat oleh pangulubalang. Rata-rata penjahat jaman dulu kan sakti-sakti , mereka juga punya ilmu hitam, jadi emang mesti di jaga ketat.
Trus gimana dong ngelepasin ilmu hitamnya? secara ya penjahat-penjahat ini sakti banget, mereka akan dibawa ke meja persidangan dan mungkin bakalan dijampi-jampi sama dukun baru deh di pancung. Tukang pancung haruslah sakti mandraguna juga, plus harus memiliki pedang yang sangat tajam, karena untuk yang berilmu hitam salah satu syaratnya mesti dipancung dengan satu kali tebasan. Kalo gak mempan maka si tukang pancung yang mesti dipancung juga. Serem banget kan yaa hiiiii 🙂



Setelah di eksekusi/pancung kepala, maka kepala bakalan di gantung 3 hari di pintu masuk kerajaan dengan maksut untuk orang-orang di sekitar bisa mengenali wajah tersebut sekalian ketakutan biar gak melakukan sesuatu bodoh. Rasanya presiden perlu memberlakukan hukuman ini untuk semua koruptor dan tukang perkosa di Indonesia ya. Tubuhnya akan dipersembahkan di Danau Toba, katanya sih selama 7 hari masyarakat gak boleh mandi atau menggunakan air danau untuk menghindari pengaruh ilmu hitam.
Cerita lain lagi katanya nih sebelum di pancung maka tubuh akan di iris-iris di bagian lengan mula-mula akan menyayat lengan tawanan dengan pisau kecil dan menyiramnya dengan perasan air limau.
Saat tawanan menjerit-jerit kesakitan, ini diartikan segala ilmunya telah hilang. setelah itu, tawanan dibedah hidup- hidup, diiringi sorak-sorai. Perutnya di belah, diambil isinya dan dibagikan kepada penduduk untuk segera dimakan.
Dengan perut menganga dan hampir mati, tawanan dipapah menuju batu pancungan. Dalam satu kali ayunan parang, kepala tawanan harus putus. Kalau gagal, kepala sipemancung yang akan dipenggal. Itu sebabnya sipemancung harus berpengalaman dan parangnya harus tajam. Kepala tawanan dan daging dari mayatnya dicincang dan dimask dengan daging kerbau, lalu dihidangkan di atas meja eksekusi untuk disantap oleh Raja. Darahnya digunakan sebagai pencuci mulut, sedangkan tulang belulangnya dibuang ke danau Toba.
Aaaaaa….saya yang denger langsung pengen meringis kepedihan.
Saksi sejarah lainnya, ditemukannya pohon hariara yang sudah berusia 400 tahun, berlokasi di dekat kursi batu persidangan.
Eksekusi terakhir terjadi kira-kira tahun 1860, sebelum kedatangan misionaris Ingwer Ludwig Nommensen, yang berhasil memahami adat serta bahasa setempat., akhirnya merubah masyarakat Batak termasuk di Ambarita, menjadi penganut kristen yang taat dan menghapus ritual kanibalisme ini. Sebelumnya, misionaris lainnya selalu gagal dan justru berakhir di batu eksekusi. (info wisata nasional).
Serem yaa hehe, kalo sekarang sih udah gak gitu lagi koq 🙂 Orang Batak dan keturunan raja-raja didaerah sini udah berubah dong. Eksekusi terakhir itu terjadi tahun 1860 setelah datangnya misionaris yang membawa ajaran agama kristen ke Pulau Samosir.
Kalaupun masuk ke kompleks ini berasa seremnya tetap aja menurut saya menarik banget. Ihhh coba bayangin kita bisa ngeliat salah satu peninggalan zaman megalitikum. Dapetinnya juga gak mesti susah-susah karena aksesnya gampang banget plus cukup murah.





ka asi ibu. modelnya kurang maksimal wkakakakkakakakka…..
hahaha iya nih modelnya masih cekikikan haaha
*ternganga bacanya. Dulu pas ke sana, aku ga diceritain se-detail itu loh, itu yang sampai dimakan dan darahnya dijadiin pencuci mulut… errr….. Lihat penjaranya yang lebih mirip kandang sih kalau aku bilang kak ,yang di kolong rumah persis di depan meja sidang itu? Aku pas disitu langsung merinding, ga berani dah dekat2…. *sungkem sama leluhur
iya itu tempat dipasungnya jo, aku juga takut banget, sangking takutnya gak mau deket2 dan moto haahaha. kalo lewat didepan rumah itu langsung buang muka. entah kenapa berasa aja ada apanya gitu hehe, apalagi ada patung orangnya kan yaaa
iyaaaaa kannnn? bukan aku aja berarti yang merasa hawa “mistis” nya…. padahal kalau di anak tangga rumah lain aku berani loh duduk-duduk, tapi pas disitu pura2 ga lihat 😀
hihi iyaa, aku bayanginnya soalnya itu orang yang bakalan dibunuh 😦 padahal kan cuman patung aja
Wuih, serem banget ceritanya, mana mendetail gitu ya, pasti terbayang dan kunjungan kesananya jadi lebih horor aja ya, hmmm…
Btw, iya itu ibu2nya kayak berekspresi: “Ini turis gak kreatif amat sih, gitu lagi gitu lagi”, huahaha 😆 .
gak serem lagi temptnya Zi hehe, kecuali tempat pasungannya ya. bersih dan rame orang juga koq plus masih jadi tempat tinggal.
hihihi….iya pasti dia mikir gitu, bosennn ahhh
Aaak.. makin ke bawah ceritanya makin sadiis
Mba, itu anak kecilnya cantik yaa 🙂
iya anak itu cakep yaa, si matt juga ngomong gitu 🙂
Untung datang Nommensen jadi orang Batak ga jadi kanibal terus menerus 😀 . Iya Noni benar misionar sebelum2nya selalu ga berhasil masuk ke kalangan orang Batak, sangking keras wataknya kali ya.
huhahha bener mba, kalo gak siapa yang berani ke toba…..takotttttt. mungkin memang sangking keras atau emang susah dikasih tau karena udah adat dari dahulu kala
Cerita nya serem.tapi kalo liat wajah modelnya jadi ngikik. ^ ^ ga rela banget wajahnya nempel meja batu
jijik dia De , takut juga sih sebnarnya haha
wahhhh aku malah belum pernah ke Ambarita dan baru ini tau kisahnya
aku dulu pernah tinggal di Limbong (Salah satu desa di pulau samosir) selama 1 tahun
seru ya tau kisah2 or sejarah jaman dulu.
Btw, kalo orang kampung sekitar udah pada ga takut kali ya sama tempat2 yagn menyeramkan itu…(yang tempat pemasungan)
errrrrr
waduh, kamu kerja atau gimana di Limbong? asik yaa sempet tinggal di pulau setaon hehehe. kayaknya sih orang2 udah gak pada takut deh kesana kan rame plus sebenarnya gak terlalu menyeramkan kecuali yang tempat nyimpen tawanan
setahun di sana wktu masih kecil, kelas 3 SD. wlpn cuma setaun tapi memorable banget….naik2 bukit nyari bunga liar…percis anak bolang… 🙂
ngilu banget mbak ngebayangin bagian yg jadi “hidangan makanan” raja. btw, ulos2-nya menarik minta dibeli *.*
hihihi…..iya ya, aku yg nulis aja merinding huuuuuuuu. ulos emang cakep apalagi yang harganya mahal, duhhhhh
Nooon, aku dulu ke sini beneran selwat doang, aku takuut hahaha. Tapi kau nyeritainnya bikin pengen datang lagi dan nanti beneran berusaha menikmati. Btw ngikik deh ngebayangin foto si ibu yg ngeliat peragaan itu, iya mukanya lempeng banget dan mikir “ah, tak ada lagi gaya lain,gak bule gak batak, tiga juta orang ke sini semuanya gayanya sama”
Orang batak kan ngerasa dirinya semua keturuna raja Non, makanya belagu. Kecuali yang udah tinggal di Bandung huahahahaha
Ndang, aku bilang si matt kalau semua orang batak ngerasa dirinya keturunan raja makanya belagu, dia langsung manggut2 dan bilang NO WAY!!! cuman skr aku ngerti sih, kenapa sebagian besar orang batak ngerasa kayak gitu hahahaha *kau yang kasih infoooooo loh*.
des…ke toba gak? ibu aku baru nyobain ikan pora2 dan dia bilang gak enak, tetep jauhhhhh lebih enak ikan bilis
hahahahaahahahahaha ih Matt iiih..kamu kan marga Hutabarat ihik.
Desember ke Medan tapi tau deh ke Toba atau nggak, males macetosnya sih non. Dua taun lalu pas ke sana kan macet amiiir dari Tebing itu ihhh.
Tapi krmn Edi kepikiran, dan maunya lewat paropo. Aku nggak tau tuh, kau tau nggak? *ini salah ya siapa nanya sama siapa yang punya
kampung hihihi* Aku belum pernah makan ikan bora bora, tapi ya wajarlah lebih enak ikan bilis. di mana mana juga asli lebih oke dari kw hahaha
mungkin bisa gak macet kalo lewat TEle tapi masuknya dari berastagi yang artinya kalian dapet macet di pancur batu hahaha. perginya sih sebelum natal-lah Ndang, kan masih sepi tuh. Paropo aku gak tau, itu darimana ya? ehh kemaren pas kita naik travel dia kasih jalan alternatif gitu dan lumayan sih lebih jauh taoi gak kena macet hehehe.
itu die aku juga gak tau PAropo di mana hahaha. Eh btw Ika Ginting itu anak Smansa? Nama lengkapnya siapa? Angkatan berapa? Kok kau bisa ketemu dia hahaha dari Matt ya
kayaknya anak st thomas deh dia Ndang, soalnya dia temenan ama Beldi tapi dia bilang kau kenal Rumondang dimana non? Rumondang itu nama lengkapmu bukan sih hahaha.
dia istri temennya si matt
oh anak st thomaaas bisa jadi aku tau eh dia angkatan berapaaaa? kenal Beldi berarti kenal Benny. Tanyain kenal Benny nggak atau sama si Hani pacar Alex dulu, anak st thomas juga hahahaha. Nama lengkapku SONDANG ROMIAN. bukan RUMONDANG SOMIAN huahahhha
aku bilang temen aku namanya SOndang dan tinggal di Bandung skr, dia bilang temen dia Rumondang, lah…aku jadi bingung, ini orang yang sama apa gimana. aku udah tanya kenal benny apa gak? dia bingung, secara aku gak kenal benny juga, jadi diem aja hahahaha. Ok deh ibu RUMONDANG SOMIAN PURBA 🙂
Itu pohon gede banget. Ribuan tahun kali ya usianya mbak Noni. Serem ceritanya. Jadi inget seriap Spartacus. Yang demen banget main tebas sana-sini. Heeew.
tapi spartacus kan banyak juga yg adegan ehem ehem om wkwkwk
loh, nonton juga ya
udah lama mbak, sekarang udah aku hapus soalnya kuwariskan ke adek 😀
hahahha…….si matt lagi suka nonton viking nih, kamu suka juga gak?
sekarang aku ‘miskin’ mbak… gak punya tv, gak punya rumah (dinas), gak punya motor (dinas) huhuhu…
400an tahun yan umurnya. spartacus banyak esek2nya dong hahaha
yayan kan masih jomblo… gak boleh nonton yak wkwkw
huhahaha….kasian si yayan
😀
Mbak Noniiiiii aku iriiiiiii…kece2 deh fotonya…minggu lalu aku ke medan dan ke danau toba tapi tapiiiiii gag nginep cm foto2 gajebo aja dgn background danau toba dr jauuuuh…sayang bgt yah cm sekejap disana abisan gag ngerti seluk beluk disana qiqiqiqiqi…dan aku menyesal setelah liat foto2mu ini mbak 😦
waduhhh, koq gak ngabar2in ke Medan?? kamu foto2 di gajebo dimana ya? gak ke samosir? gak nginep juga ya? haduh sayang banget hehehe. tapi gpp, itu jadi alasan dong buat balik lagi hehe
Pas aku mau kabarin eh baca postingan dirimu off to pulau…lagian kmrn ada kawinan di lubuk pakam jd mepet waktunya…iya donk harus ksana lg dan kopdar yaa kita 🙂 kmrn cm foto2 di pinggir2 jalan aja dan di hotel niagara yg viewnya bgs2 hehehe…itu harusnya nginep mbak, tapi kebingungan gag ada yg tau seluk beluk disana dan akhirnya balik ke medan lg, 8 jam PP menghasilkan masuk angin tp seru2 asik2 aja 🙂
yahh mestinya colek aja Shin, sapa tau bisa ketemuan di samosir. ehh tapi waktunya kamu mepet ya hehehe. berapa hari emangnya disana? kalo ke toba gak usah nginep di Perapat, gak asik dan rame banget kan ya 😦 pemandangannya juga gak terlalu cihuy dibandingkan di samosir hehehe. cuman gpplah kan percobaan yaaaa
weleh, sampe dipancung? ngeri memang. tapi begitulah warisan kekayaan budaya Indonesia ya mbak. jadi pengen kapan2 kesana 😀
yah, ada sebagian tempat di Indo yang dulunya masih kaya gini hehe
kok seru sih non jalan2 terus.. aku jd pengen ke samosir nih.. (setiap kali liat km kemana selalu bilang pengen kesana haha)
Mel, kalo samosir deket soalnya dari medan 🙂 cuman 5 jam dan kebetulan si matt suka bagnet di sini jadi kalo ada long wiken yah udah dipastikan langsung berangkat
pengen kesini tapi takut, tapi pengen 😀
gak serem koq Dhit, sumpehhhh
Wah ceritanya serem juga.
Eh Mbak, aku lagi keluar pikiran usil nih gara-gara baca “biasanya penjahat amatiran kayak gini di hukum mengganti kerugian 5 kali lipat”; itu kalau yang ketangkap ngintip orang mandi berarti hukumannya harus diintip lima kali kalau dia lagi mandi dong ya, ha ha ha . . . . 😀 😀
Mas….entar penjahatnya ngintip2 trus dong hahhaha. kayaknya kalo ngintip, hukumannya pancung jari atau culek biji mata kali ya
cerita yang menarik menambah pengalaman thanks darla.
kain ulos aku punya 4 dan semua aq buat rok, dipakai kalau acr nikahan.
and ada satu ulos buat pajangan dinding.
cantik cantik anak kecilnya.
dapet ulos dari mana Ria/
kalau ulos dapat dari emak mertua tapi ada juga yg beli tapi cuma 1x and yang lain dikasih non senang senangnya ha ha.
tinggal aja atasnya aq padu padankan ma kebayak modern.
eit minggu kemarin aq hbs pakai buat acr kawinan kolegan aku.
loh suami kamu itu orang batak yaa Ri??
bukan bapak mertua dulu dinasnya di pekan baru nah sering dapat hadiah dari koleganya.
nah sekarng dikasih ke aku.
jadi kebayang: hukuman buat yg ngintip orang mandi, kira2 apaan, dong..? Huahaha.. *ketularan ngaco*
Aduh Non, aku begidik begidik iniiii baca postingan ini. Syereemmmm, huhuhu…
Aku ngeri sih baca ceritanya, tapi aku nyengir kok, liat fotomu sama mr. Nowak. Suka! 🙂
diculek matanya fit pake besi panas huhahahaha.
makasih yaa, yang foto ber4 kan yaa?
emang serem sih ceritanya tapi kan udah lama, di bagian yang laen malah ada batu yang percikan2 darahanya masih ada. kapan2 deh aku posting
ya kan emang nggak ada foto kalian ber-2 doang. haha..
itu loh, gaya nyandarin tangannya mr nowak ke bahumu, nyantai pisaaaannn…! 🙂
astaga, mendadak mataku nyeriiiii… *ketahuan suka ngintip mas myko mandi* huahaha….
ya ampun Fit, ngapain ngintip mas Myko. suruh aja di telenji2 di rumah hahaha. biasanya di rumah kami suka adain pesta nake& huhahahaha. 5 jam gak pake bajuuuuuuuu huhahahaha
rumahnya beda sama yang saya lihat dulu… patungnya juga… 😀
hmmm kamu liat di yg mana? kalo siallagan yah ini doang hehe
saya lihatnya yang ini
http://wp.me/p3S7a-1Ga
foto kanan atas
ok, cek 🙂
cuman baca 3 paragraph awal n ga brani lanjut, aku sensitif bakal muntah.. dl back then, wkt ak k sana, turis guidenya mw critain tp ak ga gitu serem, pas km yg crita knp jd mual ;(
huhahahaha……..maaf yaa sayang 🙂
aku mungkin nulisnya terlalu detail kali ya sampe kamu bisa bayangin
Mba… mba aku mau ke samosir, nginep di Tuk Tuk, ke tempat itu jauh ga?
gak jauh sih kaz tapi kalo jalan yah gempor haha. sewa motor aja RP 80.000 seharian koq, kamu bisa keliling2 pulau juga. nginep dimana nanti? romlan aja 🙂
Oww oke mba.. sewa motor dimana nantinya?
Nginep di carolina katanya sih
ohhh koq di carolina si hahahaha *fans-nya romlan* ada banyak koq Kaz, liat2 aja di pinggir jalan. mba sering sewa yang didepan resto pizza rumba, ada ibu2 yang punya warung dan lumayan baik juga orangnya
Diurus sama dinas tanjungbalai kak.. aku sih terima gratis hiyahahahaa…
Oke deh nanti aku coba buat sewa motor dan keliling hihi
owww yah gpp deh 🙂 tapi cobain makan di romlan sama ellios, pasti suka. ehh kamu tapinya gak mau yaa makan kalo di restonya ada b2??
hehehee
oke nanti aku coba mba, kalau makan aku cari sendiri..
asal ga makan b2 aja sih aku, tp suka serem kalau liat gambar2 b2 nya 😦
hahahahha gak ada gambarnya tapi di restonya ada. masalahnya kalo ikan yang paling enak itu di ellios dan ada ibab dianya 🙂 kalo di romlan coba apple donuts + minuman jahe lemon madunya
hahahaaa
oke deh nanti ke Romlan coba apple donuts nyaa.. horeee
akhirnya ke Toba hhehehee setelah terkurung disini sebulan
kapan berangkat Kaz???
hehee seminggu lagi, awal nov mba…
huaaa….. pagi2 udah meringis2 ngeri baca tulisan ini…. detil hukumannya itu looh…. syereemmm…
betewe anak perempuan yang di dalem rumah itu cantik… rambutnya bagus..
Tituk…..anak cewek itu emang cakep ya, bisa jadi model shampo hahaha.
hukumannnya emang serem tapi mungkin jaman dulu jadi aman gak kayak skr
kanibalisme makan musuh kayanya memang banyak deh, di Manado juga ada praktek itu. Aku ketemu org yg di halaman rumah neneknya masih ada batu unt menggal kepala musuh, kemudian jantungnya dimakan. Merinding disko yak…
nah yang di Menado aku belon pernah denger tapi pastilah banyak nih model2 beginian dulu heheehe. bayanginnya serem yaaa, jantung aja gitu dimakan huaaaaa
Kamu batak bukan sih non?
bukan Nov. ayahku banjarmasin, ibu betawi sunda hehe
iya ku diceritain orang dulu makan orang iiihhh..
itu bagian ibuibu bosen lihat “model difoto” ku ngakak asli.. tampangnya emang lagi bosen.. udah ribuan kali ngeliatnya kali ya.. udah ga lucu lagi..
makanya kan ada tuh mba tin yang bilang “orang batak makan orang” heehehe.
ibu itu emang pasti bosen banget, gak ada gaya baru yang diliatnya
setauku dipancungnya dia ditengkurepin di atas batu mbak non hehehe… 😀
harusnya emang tengkurap tapi gak mauuuu dia hahaha
hehehe… dulu sebagian darahnya buat cat rumah batak yg warna merah.. di jawa sampe sekarang juga masih bisa ditemui darah goreng, bentuknya mirip ati goreng.. tapi warnanya coklat muda gitu..huhuhu
di jawa dimana itu? penasaran aku. kalo cat darah ehh maksutnya yag darah beneran masih ada sih di beberapa kuburan batak katanya
udah mulai jarang mbak.. tapi kalo di daerah yg bukan muslim ya masih bisa dijumpai.. namanya ‘saren’ atau ‘dideh’, gugling aja mbak… kalo pengen cobain di warung pecel veronica sebelum goa maria ambarawa mbak.. *eh….
Ahahahaa.. ibu di belakang aktor itu emang tampangnya bosen banget 😀
ngelirik aja gak yaa hahaha
keknya klo kesana malam hari bisa buat adu nyali ya tu non serem banget pastinya dulu bekas ada kepala2 bergelantungan… hiiyyy
hihihi, masih banyak orang yg tinggal disana Rin plus ada banyak toko juga, jadi mungkin seremnya udah hilang
aduuh… ngeri kali mba.. kalo duduk di sana, gak ngerasa ‘semriwing’ gitu mba?
Gak koq, udah gak serem lg sebenarnya hihi kecuali tempat org dipasung ya. Kalo itu aku msh agak deg2an
Baca ini sambil jijik sendiri. Hiiii….
hiiiiiiiiiii
Pengen kesanaa aaa.. Aku paling suka tempat history deh 😀
Hukuman zaman dulu memang ngeri-ngeri banget ya..
Ihhh..seremmm ya pas tau sejarahnya jaman baheula..tapi mau kesana. Kira-kira bakal mimpi buruk setelahnya gak ya?baca ini aja udah bergidik ngeri 😦
aku naksir ulosnya, mauuuu …
trip ke sumut musti banget nih kesini.. Untung masuk yah penginjil itu, kalo ga masih sampe skrg kali jadi kanibalisme :p *trus kebayang ni lengan di cemilin ma si Ai* haha..
Eyang gue dulu pernah cerita tentang ini.Thank you for sharing and bringing back the memory.
well written, mbak 😀 ketawa ngakak pas di bagian ini: “Di Lokasi persidangan Raja bakalan nanya ke tetuah adat “Hei….tetuah adat, kapan nih kira-kira hari paling baik untuk mancung kepala si bodat mata-mata itu, aku udah muak banget liat tampangnya. Kira-kira enaknya kita lakukan sebelum dagingnya abis kali ya, supaya bisa kita makan kriuk…..kriuk…..” (yang ini pasti becandaan dong ngomongnya, gak mungkin banget raja ngomong serampangan kan yaa)”
huahahahhaaaa… mbak Nooooon bisa ajeee 😀
serem juga ya mba noni cerita di ambaritanya. itu meja sidang dan meja pembantaian semua masih asli ya mbak?
semua asli Lia 🙂
[…] juga sangat bersejarah adalah Kampung Ambarita. Saya pernah memposting tentang kampung Ambarita disini, tetapi untuk singkatnya, kampung Ambarita adalah sebuah tempat dimana terletak satu situs […]
wuaaaaaah. Lagi-lagi makasih Buuu.
Miriiis banget bacanya. Ikutan kerasa itu gimana badan dibelah trus dijadikan makanan. Hueeeee.
[…] danau kan. :)) Besoknya, rencana kita adalah mampir ke Desa Ambarita, disitu kita juga ngikutin saran dari mba Noni, desa tempat kanibalisme dari jaman tahun 1700an. Jadi kelar sarapan (FYI, di Tabo Cottages, dengan baiknya supir kendaraan kita dikasih makan […]
[…] mie Instan dan kopi dengan kompor sederhana yang dibuat dari kaleng minuman dan Spirtus. 5. Istana Ambarita Perjalanan kali ini ke kampung Ambarita dimana terletak Istana Ambarita yang memiliki sejarah […]
[…] yang sangat-sangat menarik untuk dikunjungi. Tempat ini pernah saya tulis ceritanya di link ini. Silahkan klik aja ya 🙂 Ceritanya tentang bagaimana “kanibalisme” yang dulu berlaku […]