
Dari semua kota yang kami kunjungi di Sri Lanka mungkin Galle-lah yang bikin saya litak. Litak itu artinya kayak nyerah haha. Jadi Saking panasnya kota Galle kami berdua sampai rasa-rasanya gak sanggup lagi buat liat-liat semua kotanya. Lemes duluan.
Galle adalah kota tua di Sri Lanka. Dari seluruh tempat yang kami kunjungi kemaren, Galle inilah yang paling ramai. Beneran ramai banget sampai-sampai kede Gelato bisa didapat di mana aja. Di sana sini penuh turis. Toko dan cafe cute juga ada di mana aja. Bingung mau makan di mana saking semuanya pengen dicobain. Semuanya terlalu lucu.
Baca di sini tentang kebun teh di Nuwara Eliya
Kota Galle yang merupakan kota bekas kolonial Belanda berdiri di pinggir pantai sehingga tidak mengejutkan kalau cuaca dan udaranya panas serta lembab. Jam 7 pagi sudah berasa jam 12 siang. Pokoknya matahari bersinar riang gembira di kota ini.
Oya, walaupun jalan-jalan tetap usahakan untuk #reducewaste. Tulisan saya bisa dibaca di sini ya tentang 7 produk untuk memulai #zerowaste
Kami menginap di dalam benteng yang merupakan spot utama turis di Galle. Jalan 5 menit langsung ke pantai dan menemukan mercu suar yang selalu ramai dikunjungi.
Gak jauh dari Mercusuar kita bisa lihat sebuah mesjid berwarna putih persis di pinggir jalan. Daerah ini banyak ditinggalin warga lokal keturunan Maroko yang mayoritas beragama Islam. Ada juga madrasah dan tempat pengajian di sekitaran mesjid. Sebagian penduduk lokal di daerah mesjid berjualan batu perhiasan atau membuka cafe dan penginapan.
Untuk menuju ke Galle sebenarnya gampang banget. Ada berbagai moda trasportasi. Mulai dari bis, kereta api (tanpa AC), bus atau menyewa mobil. Saya tiba dari Yala dengan menggunakan mobil sewaan. Sepanjang jalan kita akan melihat beberapa pantai, desa-desa kecil dan infrastruktur yang sudah baik. Katanya pembangunan jalan-jalan dibantu oleh pihak Cina sehingga seringkali mereka menyebutnya menjadi China High way haha.
Bagus ya kotanya Non. Tapi kalau panas banget ya …. memang agak malesin sih. Bikin pengen ngadem di hotel aja, hahaha 😆
Nah di hotel kalau mati listrik mati juga ac haha
Kalau aku gak lihat tanda bulan sabit di puncak-puncaknya, pasti aku pikir itu bangunan gereja, daripada masjid. Soalnya fasad depan dan dua menaranya pengapitnya lebih mengingatkan aku akan bangunan gereja. Btw, Galle ini bisa jadi tujuan one-day-trip khan ya, kalau dari Kolombo?
Bisa Bart, cuma 2 jam aja soalnya.
Iya ya mirip gereja juga
Wah bagus juga ya kotanya. Aku Kira kumuh gitu, ternyata salah. Ah jadi kepengan ke Galle juga.
Galle sama sekali gak kumuh. Keren malahan
wahh kotanya cantik banget, tempatnya juga kelihatan bagus buuaaangeett