People Around Sa Pa Vietnam


Sa Pa Vietnam

Di Sa Pa Vietnam ada aturan yang menurut saya emang paling pas diterapkan disemua tempat wisata. Dilarang belanja dari anak-anak kecil karena ternyata membuat mereka jadi males pergi ke sekolah. Mungkin lebih tepatnya membuat orang tua mereka malas :).

Begitu turun dari bis yang membawa kami dari Hanoi ke Sa Pa, gadis manis dari perusahaan bis memberitahukan beberapa aturan yang harus diikutin oleh semua turis yang ada di bis. Dulu aturan seperti ini gak pernah ada. Saat ini sepertinya memang harus selalu diingatkan. Saya juga sempat melihat papan pemberitahuan seperti di bawah ini hampir di banyak sudut di Sa Pa. Segitu pentingnya memang untuk tidak “merusak” Sa Pa.

Sa Pa Vietnam

Anak-anak di Sa Pa memang menggemaskan. Wajahnya putih dengan pipi berwarna merah jambu. Mereka selalu menggunakan pakaian traditional sama seperti orang tuanya yang mungkin saat itu berjualan di pasar atau hilir mudik di kota Sa Pa untuk menjadi guide dadakan. Beberapa tahun lalu saya sempat mengikuti seorang ibu dari suku H’mong ke rumahnya. Dimasakin makan siang, diajak nginep di rumahnya trus kita bisa bayar mereka sesuai dengan kesepakatan. Rata-rata banyak turis yang melakukan hal ini jika tidak terlalu ingin bergabung dengan group-group trekking dari perusahaan travel.

Sa Pa Vietnam

Saking menggemaskannya bocah-bocah ini banyak orang tua yang mendandani mereka seperti gambar di atas. Gemes ya. Mereka disuruh duduk di tempat-tempat yang ramai dengan turis. Salah satunya di depan gereja. Tempat ini emang gak pernah sepi. Bocah ini saya perhatikan duduk dan main di tempat ini hampir setengah harian. Duduk aja sementara ibunya entah di mana. Gak keliatan soalnya.

Kayaknya cewek ini deh. Soalnya tiap kali ada turis yang mau foto dengan si bocah dia langsung mendekat.

Karena lucu sudah tentu ada banyak turis yang nyamperin, ngajak foto, bahkan ngasih duit. Akhirnya yang kayak gini-gini nih bikin si anak gak dibawa ke sekolah. Makanya pemerintah ngasih aturan seperti itu. Masalahnya susah juga karena walau ada aturannya tetep aja mereka diajakin foto haha. Makanya saya sering liat anak-anak kecil wara wiri sampai tengah malam. Muter-muter aja di kota. Kadang sambil jualan bawa gelang-gelang atau aksesoris. Gak jarang mereka masuk ke teras resto/cafe lalu nyamperin tamu. Kadang saya lihat beberapa tamu ngajakin ngobrol tapi rata-rata menolak untuk belanja. Sedih juga, ya.

Yang kayak gini ini seringkali jaga adek sampe malam. Ibunya entah ke mana

Lalu bagaimana dengan ibu-ibu di Sa Pa. Saya sering lihat ada banyak ibu yang berjualan barang-barang kerajinan tangan. Gak jarang sambil jualan mereka sambil membuat kain. Rata-rata kain di Sa Pa dan yang digunakan suku H’mong dibuat sendiri dengan bahan-bahan organic yang diambil dari halaman, hutan atau sengaja mereka tanam. Makanya suka kasihan juga kalau liat ada orang yang nawar sampai gila-gilaan. Mata mereka aja sampai sakit loh, cuma untuk membuat 1 lembar kecil taplak meja.

Sa Pa Vietnam

Kegiatan paling saya suka di Sa Pa selain trekking, ngopi adalah nontonin warga lokal. Saya sering kali duduk di depan pasar (ada banyak kursi beton) sambil liatin mereka jualan, ngobrol, menjahit, bikin kerajinan tangan, hilir mudik bawa barang berat, kadang-kadang ngajakin saya ngobrol dan sesekali saya dan Matt ikutan belanja haha.

Selain ramah hampir semua orang H’mong yang ada di kota bisa berbahasa Inggris. Mereka ramah banget. Suka ngajakin ngobrol trus sampai ketawa-ketawa ngakak kalau dengerin kita cerita haha. Saya suka ketularan ketawa setiap kali dengerin mereka ngobrol. Terutama kalau nenek-nenek yang cerita dan tertawa lebar. Giginya sering kali habis tapi masih semangat banget berjualan 🙂

Sa Pa Vietnam
Sa Pa Vietnam
Sa Pa Vietnam
Lelah
Sa Pa Vietnam
Biasanya yang kayak gini bisa sampe tengah malam keluyuran di kota
Sa Pa Vietnam
Sa Pa Vietnam
Sa Pa Vietnam
Sa Pa Vietnam
Sa Pa Vietnam
Sa Pa Vietnam
Sa Pa Vietnam
Sa Pa Vietnam
Sa Pa Vietnam
Favorite foto

14 comments

  1. Indah ya mbaa Noni, very colorful, ini mirip di Kintamani, beberapa penjaja barang seni adalah anak-anak, sebagian juga nawarin art nails, temporary tatto.
    Anyway, setuju banget sama peraturannya ituh.
    Salam dari Bali

  2. Berarti saking parahnya ya situasinya Non kalau sampai ada aturan begitu, bahkan sampai dibikin papannya segala!! Iya sih anaknya imut, tapi kalau cuma karena kita gemas aja sehingga pada akhirnya anaknya gak sekolah, kan nggak bener juga ya 😛 .

  3. Noni…. postinganmu selalu membuatku merasa masalahku lenyap… haha. Yang foyo favorit bagus non buat dilombain,kayaknya bakalan menang nih. Mereka bajunya adat banget yah

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s