
Sebenarnya ketika kita ke Jepang ada banyak sekali desa-desa cantik yang dapat kita kunjungi. Alasannya tentu bermacam-macam. Mulai dari desanya yang cantik ataupun cerita dari desa tersebut. Salah satu yang ingin sekali saya kunjungi adalah Shirakawago.
Desa ini awalnya ingin kita kunjungi di bulan Desember atau Januari ketika salju menutupi desa sehingga warna putih akan terlihat dimana-mana. Foto desa ini di bulan Desember memang membius, terutama untuk anak tropis seperti saya. Padahal kalau kedinginan, yah, gak bisa menikmati juga.
Tulisan saya tentang penginapan di Shirakawago bisa dibaca disini.
Terletak di Gifu Prefecture (Gifu-ken), inilah desa yang sangat terkenal dan sudah masuk dalam daftar Unesco. Wajar kalau desa ini ramai sekali dikunjungi turis baik lokal ataupun mancanegara. Hampir setiap harinya desa ini dipenuhi oleh turis-turis yang ingin melihat kecantikan desa kecil yang dikelilingi oleh hutan-hutan kecil.






Kami tiba di Shirakawago sekitar pukul 4 sore. Hari itu masih badai di Jepang. Sedikit sedih karena tidak bisa maksimal menikmati desa diakibatkan badai yang melanda Jepang hampir 8 hari penuh.
Dari pusat informasi, kami diarahkan ke satu rumah penduduk yang akan menjadi tempat kami bermalam. Rumah tersebut tidak terlalu jauh dari pusat informasi. Rumah petani yang berubah fungsi menjadi homestay untuk para pengunjung yang penasaran rasanya tinggal di rumah-rumah petani di Shirakawago ini.
Rumahnya cantik dan sangat-sangat bersih. Pasangan tua yang memiliki rumah menyambut saya dan Matt dengan sangat ramah. Bicara ini itu tentang rumahnya, menanyakan makanan yang tidak bisa kami makan karena istrinya sedang menyiapkan makan malam. Oya, untuk yang ingin menginap di Shirakawago, biasanya makam malam sekitar pukul 05 – 06 sore.
Karena kita sampainya sudah menjelang malam dan hujan, jadilah saya dan Matt hanya sedikit keliling melihat desa. Pukul 06.00 sore rata-rata pengunjung yang tidak tinggal di Shirakawago meninggalkan desa. Jadilah desa ini sepi banget. Krik…krik…bunyi jangkrik dan hujan haha. Suasana desa juga langsung seperti mati. Sepi banget. Toko-toko tutup semuanya. Makanya kalau nginep di desa ada baiknya sedia cemilan atau minuman. Di rumah homestay sih selalu ada minuman tapi gak ada cemilan. Cuma karena kita sudah kenyang banget dengan hidangan makan malam, yang ada begitu di rumah yah nonton film aja trus tidur.








Pagi harinya saya dan Matt sebenarnya sudah niat banget nih mau keliling desa pagi-pagi sebelum semua turis datang, ehh ternyata hujan memang awet. Gak pernah berhenti selama kami disana. KEJAM!
Jadilah ya kita kemana-mana jalan kaki dengan payung hihihi. Pemandangannya pun jadi berubah banget dari yang selalu saya lihat. Agak sedih juga sih tapi tetep aja cakep sih ya desa ini. Beneran kayak didongeng gitu atau khayalan anak-anak ketika disuruh menggambar pergi ke rumah kakek nenek.








Untuk yang suka desa-desa kecil atau kepengen merasakan pengalaman salju di Jepang, rasa-rasanya desa Shirakawago bisa dijadikan tujuan wisata deh. Beneran desa ini cakep banget. Saya dan Matt paling suka juga keluar masuk toko-toko atau restoran kecilnya. Nyobain es cream, sake testing, nyicipin snacks yang terkadang aneh tapi ajaibnya enak. Beneran kayak di negeri dongeng.
Shirakawago juga istimewa banget karena didesa ini kita tidak boleh sembarangan membuang sampah (sebenarnya dimanapun ya haha). Jadi kalau semisalnya kamu jajan sate disalah satu warung sate (seperti yang kita lakukan) si penjual pesanin kita agar tusuk satenya sebaiknya dibuang ditempat sampah yang ada didekat warungnya. Saya perhatikan juga hampir semua orang melakukan hal yang sama. Jadi abis beli sate, mereka jalan-jalan sambil makan sate, trus balik lagi buat tusuknya haha. Di desa ini juga dilarang merokok (pokoknya sehat banget lah desanya) karena khawatir puntung rokok membuat rumah-rumah yang terbuat dari kayu dan jerami itu akan terbakar.




September aja cakep ya mba, gimana di musim lain, pengen juga ih main ke shirakawa go, tp maunya one day trip aja, haha. Cuma sayang di ongkos ya kalau ga nginep 😅
Sayang kalau one day trip ehhe. Banyak yang nginep di Takayama sih jadi one day trip juga hahah. Takayama cantik banget juga. Duh…..jadi kangen kan
aku gak puas ke siniiii, dateng pas ujan keseeeeeel!
Lah koq sama nasib kita sih. Mba juga hujaaaan dan badai pula
ahh cantik sekali desanya 😍
Banget….duh suka ya disini
cantikk sekali desanya
Banget 🙂 pokoknya ini emang pantes deh dapat UNESCo
pasti dingin banget pas winter
Hahha gak tauuuu 🙂
Umur rumahnya 250tahun Mba?tua banget
Iya udah tua makanya dilindungi nih desanya
Wah pingin juga ke desa tersebut. Keren. 😀
Semoga bisa segera ke desaitu ya
Asri dan teduh sekali ya desanya. Kadang jadi pengen tinggal di desa seperti ini. 🙂
Hehehe tapi jauh ke kota loh
Memang desanya kece dan asri banget ya Non!! 😀
Hooh Zi, tapi orang2 di Eropa keknya gak kaget2 banget liat desa diselimuti salju sih ya?
Kereeeennn. Asik ya tinggal di siniihhh
Tapi mesti bertani hehe
Ga apa apa. Hobi saya pun lah ituh😄😄😄
Rasa-rasanya main ke tempat yang old-school itu buat saya menyenangkan. Termasuk baca story-nya. 🙂
Iya bener, baca sejarahnya itu seru
cakeeep ya, kayaknya kalo jadi ke jepang mesti disempetin kesini nih 🙂
Harus May tapi Winter deh kalau kesini biar berasa hehe
Ini desanya mirip desa yang ada di film the Last Samurai ya. Apa jangan-jangan syutingnya di sini? 😀
Cantik banget desanya, dan btw salfok sama suara mba Non yang renyah.. 😀
Hahaha makasih ya. Bener sih ini cantik bgt desanya
Kt jg awalnya mikir yg sama ternyata bukan hehe. Desanya Last Samurai bukan disini. Di NZ kalau gak salah syutingnya
Kalo ke tempat unesco heritage gini emang seru ya, selain nikmatin suasananya, jadi tahu cerita sejarahnya juga 🙂
Senengnya kalo di Jepang itu bersiiiiiiih dan aman. Betah jadinya 🙂
Cheers,
Dee – heydeerahma.com
Jepang itu emang bersihnya gak tanggung2 ya. Hebat deh
Shirakawa go ! salah satu tempat yang gak pernah bisa saya lupakan indahnya. Saya termasuk beruntung datang di bulan Maret lalu dan dapet hujan salju disini. Mungkin lebih indah kalo ada salju nya … tapi pas liat semua foto ini, lagi gak salju juga tetep cantik ya desa ini. Tempat indah ini yang bikin saya bermimpi ingin mendatangi ‘world of heritage’ lainnya di dunia 🙂