Jadi kalau kita ke Bukit Lawang, sebenarnya fokus turis atau pengunjung lebih kepada trekking di hutan untuk lihat satwa. Orang Utan sudah pasti. Setelah kelar trekking sebenarnya bingung juga mau ngapain. Terkadang ada turis yang bisa sampai seminggu didalam hutan. Saya mikirnya sebosen apa itu berhari-hari didalam hutan haha.

So, yah kita buat paket tour alternatif. Sekarang ada bird watching (birding) tapi ini juga masuk kedalam hutan, becak tour (naik becak motor keliling-keliling) dan Village Tour.

Yang paling saya demen sebenarnya Village Tour atau jalan-jalan di kampung kali ya. Sejak dulu saya emang suka sekali pergi ke desa-desa kecil. Makanya ketika paket tour ini dibuat saya cukup semangat.

Hampir sama seperti semua paket tour ke desa-desa yah sudah pasti kita main ke desa. Ketemu petani, ketemu pembuat gula merah, belajar nyangkul. Untuk orang Indonesia mungkin kurang menarik ya belajar nyangkul di ladang/sawah tapi buat turis-turis dari luar mereka cukup semangat. Pernah kita punya tamu dari yang cuman mau nyobain nyangkul sampe akhirnya kelar satu petak dikerjain sama dia huhaha. Rajin bener lah.

Untuk yang selalu baca blog ini mungkin masih ingat dengan cerita yang saya posting minggu lalu tentang anak-anak di Bukit Lawang. Link nya disini. Selain anak-anak itu kita juga ketemu satu keluarga yang punya sebidang tanah (gak tau ukurannya berapa ya) tapi lengkap banget. Jadi rumah ini memiliki sawah (katanya cukup untuk memenuhi keperluan mereka), kebun sayur, beberapa pohon buah-buahan, kolam ikan kecil, sekandang ayam dan 5 ekor kambing. Menurut si ibu semuanya cukup memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari dan semuanya organic.

Kenapa mereka memilih untuk bercocok tanam secara organic? jadi ceritanya si bapak yang punya rumah dulunya sakit, trus salah satu yang dia lakukan adalah mengkonsumi makanan-makanan organic sampai akhirnya sembuh. Setelah sembuh beliau hanya mau bertanam organic aja untuk keluarganya. So, yah dari halamannya terpenuhilah semua kebutuhan mereka sehari-hari. Katanya untuk keperluan lain kayak sekolah bapak ini kerja mocok-mocok (di Sumut ini istilah untuk kerja serabutan). Sementara kalau masuk ke rumahnya yah gak ada yang mewah. Rumahnya berlantai tanah keras tapi bersih, trus gak ada sofa keren bahkan tv aja kecil sederhana tapi yang bikin saya sering merasa “malu” kalau lagi berkunjung ke desa-desa adalah mereka terlihat senang banget. Seneng kita datangi, gak keberatan kita kunjungi malah nawarin masakin makan siang haha.

Sebenarnya selain mengunjungi petani kita juga akan lihat hal-hal lainnya yang sama serunya. Misalnya aja pembuat gula merah dari aren cuma kemaren saya flu berat jadi gak sempat lihat. Dari beberapa turis yang sudah nyobain paket tour ini, rata-rata cukup terkesan dan seneng banget. Minimal ada kegiatan lain lah ya selain masuk hutan hehe.