
Sarapan pagi itu penting banget untuk kesehatan tubuh kita. Makanya dilarang banget kan, untuk skip sarapan pagi. Selain emang perlu untuk mempersiapkan tubuh menghadapi hari yang panjang, sebenarnya sarapan pagi itu adalah acara makan paling menyenangkan untuk saya.
Setiap harinya sebenarnya saya hanya makan buah dan air perasan lemon hangat untuk sarapan. Ini biasanya dari hari Senin – Jum’at. Sabtu dan Minggu, saya cheating karena biasanya sering sarapan diluar dengan Matt atau dengan temen-temen dari yoga/club jalan.
Setiap kali liburan, aturan seperti diatas tentu saja kebanyakan dilanggar. Saya suka sekali pergi sarapan ke luar sebenarnya. Kalau boleh milih, makan siang dan malam boleh di rumah tapi sarapan saya lebih seneng di luar. Gak tau kenapa haha. Mungkin karena kalau sarapan itu identik dengan kopi/teh dan makanan yang tidak terlalu berat tapi enak dan penampilannya di piring selalu cantik.
Breakfast around the world tema #ceritajalanasik kali ini. Berat ya temanya hehe. Ada banyak tempat sarapan saya sangat suka selama traveling. Mulai dari warung kecil yang menyajikan lontong sayur super enak, nasi kuning di Pulau Derawan yang enaknya sampai pengen bikin nangis, nasi goreng di Bromo (huaaa….), kopi yang baru selesai digiling di Toraja, Takengon, Riung Flores, dan tentu saja Kali Baru Jawa Timur. Ini belum termasuk pecal pincuk di pasar Bringaharjo, Roti Cane di Penang, dan gak bakalan abis deh daftarnya haha. Makanya saya bilang kalau liburan segala pola diet hancur berantakan berkeping-keping tanpa sisa dan hanya menyisakan penyesalan haha.
Baca juga tulisan
Aggy : Breakfasts You Should Try at Least Once in a Lifetime
Febby : Dari Maroko ke Prancis dan dari Costa Rica ke Indonesia, Inilah Sarapan Selama Traveling
Tapi dari lumayan banyak tempat sarapan yang kita pernah coba ada satu restoran yang namanya sungguh melekat di hati karena namanya unik dan sangat humble.
Ceritanya di hari sebelum kembali ke Chicago , temen kita di New York ngajakin sarapan pagi di satu restoran dekat sekolahnya di Manhattan New York. Kita sih ok-ok aja. Manut lah istilahnya, apalagi hari itu hujan trus sejak pagi.
Ketika kita nyampe dan lihat nama restorannya langsung pengen senyum. Namanya Good enough to eat. Gila ya, ini restoran rendah diri banget haha. Kata temennya Matt, restoran ini sudah berdiri cukup lama. Kita malah sempet say hi dengan yang punya, karena dia pas hari itu sedang jaga bar hahaha.
Tempatnya sebenarnya tidak terlalu gimana gitu sih, yah standard resto di US lah. Cantik tapi gak sampe gimana banget. Kita langsung order dan Matt bilang kamu mesti nyobain Mimosa hari ini. Akhirnya kita ber 3 sarapan pagi dengan kopi, mimosa dan saya juga pesan waffle plus coklat hangat (winter soalnya dan hujan deras banget haha).
Restoran ini sudah berdiri hampir 36 tahun, cukup lama ya. Ceritanya saya attc di bawah langsung dari websitenya. Ceritanya sendiri menarik koq.
Good Enough to Eat was founded by Carrie Levin in 1981. After completing college in Aix-en-Provence, France, Carrie attended Pru Leith’s School of Food and Wine in London, then moved to New York in 1979. After an initial apprenticeship under Seppi Renngli, then Head Chef at the Four Seasons, Carrie opened the restaurant in 1981 as a result of her desire to create and serve “good, old-fashioned American food.” She partnered with Ann Nickinson, a talented cook operating a small take-out and catering business on Amsterdam Avenue, and together they opened the first Good Enough to Eat restaurant. The eatery became a huge success, noted first for its all-day, bountiful breakfasts featuring omelets, pancakes, waffles, and buttermilk biscuits. It became even more well know when it began offering homemade soups, huge sandwiches, and classic Turkey and Meatloaf dinners, establishing Carrie as one of the first Chef’s in NYC to create and celebrate “traditional” American cuisine.
In 1989, Good Enough to Eat moved two blocks north on Amsterdam Avenue, doubling its size from 10 to 20 tables. Two years later, Carrie became sole owner and chef when Ann left the partnership to pursue other ventures. In 2013, Carrie sold her interest in the restaurant to The Restaurant Group, a long-standing New York-based group that operates multiple venues in Manhattan, North Carolina and Washington DC. Carrie continues to consult with Good Enough to Eat, and the restaurant works to maintain Carrie’s tradition of serving great home-cooked food.
In addition, in 2013 Good Enough to Eat moved to a larger location at the corner of Columbus and 85th provides more available table space for its devotees.
Today, visitors from all over the world—English, German, French, Japanese—still come to Good Enough to Eat to enjoy classic American food. They sit side by side with Upper West Side “regulars,” enjoying wholesome, mouth-watering (and ample) plates such as Macaroni and Cheese, Lemon Parmesan Chicken, Pecan Trout, Caesar Salad, Sweet Potato Fries, the now legendary Meatloaf and Turkey Dinners, and Peach Pie with homemade Vanilla Ice Cream. The appetite for wholesome, authentic, traditional American food only seems to be growing – both here and in cultures across the globe. And we at The Restaurant Group still carry out Carrie Levin’s mission to satisfy that hunger at Good Enough to Eat.
Makannya sendiri gimana? menurut saya ya, secara sarapan di US yah modelnya mirip-mirip makanannya enak koq. Lebih dari cukup enak dari namanya hehehe. Beneran 🙂 dan tempat ini sendiri hampir selalu full padahal secara makanan yang disajikan kan “khas” US yang tentu saja banyak saingannya.
Menurut saya, kalau kamu lagi ada kesempatan ke NYC, restoran ini harus dipertimbangkan untuk dicobain. Terutama untuk sarapan pagi dan jangan lupa nyobain Mimosa 🙂
This week’s theme :Breakfast Around the World
Aku kapan diajak sarapan disana juga :”(
Huaaa kapan ya hahaa. Kalau di Medan aku ajakin deh 😄
Brb *beli tiket ✈ ke NY
😄👍🏼
Porsinya gede banget ya Non, hahaha 😆
Banget Zi. Heran ya di US makanan itu jarang bgt porsinya kecil
my favorite pas aku di smile hotel asagaya jepang. pan fried salmon sama condiments2 khas jepang. 2 hari sarapan itu enaaaaak bgt. krn hotel kecil, yang masak aunty-aunty ngajak ngobrol aku. seruuuu bgt. berasa dimasakin nenek sendiri.
Huaaa kamu nginep di Smile Hotel ya heheh. Kita pernah di Kyoto kalau gak salah hotelnya Smile jg deh namanya
mudah-mudahan ada kesempatan ke NY jadi bisa nikmatin sarapan di resto rekomendasi dari mbak non. *aamiin*
Amin May 😄
bener banget mbak, anak=anak di rumah juga wajib banget sarapan biar daya tahan tubuhnya kuat
Lagian gak enak jg keluar dgn perut kosong ya
Gw paling ga tahan American Breakfast, porsi nya buanyakkk banget dan semua daging ada disitu hikks
Hahahha bungkus lah buat sampe malam. Lumayan budget berkurang hauhahaa
Tempat sarapannya asik banget, dan waffle nya itu lho … slurp. Makasih sudah rekomendasikan resto satu ini mbak, siapa tau nanti ada rejeki main ke NYC 🙂
Amin Bart, semoga ada langkah ya
Aamiin 🙂
nah, sarapan model begini nih yg aku sukaaa bangettt ^o^.. mnding aneka roti, sosis ato pancake begini drpd nasi… malah begah trs daya kenyangnya jg bntr doang kalo nasi ;p..
Iya kalau nasi itu kayaknya penuuuuuuh banget kan ya
Iya mbak namanya ‘ramah’ banget ya humble gitu ❤ hehehe
Hihi makanya