Sebelum berangkat ke San Fransisco, bapaknya Matt mengingatkan kita untuk hang out di Pier 39 dan jangan lupa nonton sea lion. Pokoknya gak boleh lupa dan datang sore-sore aja menjelang sunset katanya. Oklah, kita inget-inget itu sea lion hehe.

Rencana melihat sea lion ini kita lakukan setelah kembali dari Sausalito. Sebenarnya pusat keramaian San Fransisco itu yah di Pier 39 ini (sepertinya loh). Apapun ada di sini. Mulai dari komedi putar sampai tukang sulap. Berbagai toko pun ada di sini. Menyenangkan sekali. O,ya karena kita datang menjelang Natal, ada pohon Natal gede banget juga di depan Pier 39. Makanya di sini rame banget. Gak pernah sepi.

Setelah naik tram dari pier (no lupa) sekian kita langsung berhenti persis di depan Pier 39. Lari-lari karena kesorean. Sebenarnya kita sudah memantau sea lion ini dari website Pier 39. Mereka punya webcam gitu untuk semua sea lion. Kita bisa lihat dari website sudah berapa banyak yang datang. Canggih haha.

Dari kejauhan mulai kedengeran suaranya sahut-sahutan. Saya sebenarnya antara bingung ini suara burung apa singa laut, soalnya kan gak pernah liat singa laut makanya penasaran. Seperti apa sih? oya kami berdua bukan fans singa laut hehe.

Ada beberapa singa laut di dek-dek Pier 39 yang sudah nongkrong santai. Gendut-gendut empuk tumpuk-tumpukan gitu. Beberapa jantan terlihat galak banget. Berantem melulu. Jadi dari yang kita baca jantan-jantannya ini beneran galak gitu buat melindungi betina-betina mereka dari jantan lain. Pokoknya satu group itu gak boleh ada jantan baru. Kesian juga ya. Kita sempet liat beberapa jantan muda yang maksa supaya bisa naik ke dek yang penuh sesak trus dimarah-marahin sama jantan senior. Ampun kejam banget. Kepikiran sih, ngapain juga maksa desak-desakan karena ada dek-dek yang kosong juga tapi gak ada betinanya haha. Oh…hidup singa laut berat juga cuy.

Saya sejujurnya gak mau jahat sama binatang haha tapi….sepertinya emang gak bakalan jadi favorite deh karena mereka bauk haha. Soalnya banyak banget ya, jadi kumpul begituan yang ada bau amis (gak sampe ganggu) terutama kalau kita berdiri di dekat dek. Serius bauk dan berisik banget. Yang paling berisik itu si jantan yang ngamuk-ngamuk mulu. saya curiga beberapa jantan dikasih obat hormon kayak yang saya konsumsi hahha.

———————————————————————————————–

Pier 39 pertama kali dikembangkan oleh pengusaha Warren Simmons dan dibuka 4 Oktober 1978. Bangunan kayu berjejer di pinggir pantai dengan konsep sekumpulan restaurant dan toko-toko souvenir serta mainan anak-anak and tempat untuk  cuci mata.

Tidak heran tempat ini jauh dari kebisingan karena sepanjang jalan dari beberapa dermaga, tidak ada satupun mobil parkir di sana. Biasanya mereka parkir di tempat parkir khusus unutk ke dermaga dengan membayar biaya parkir US$ 7.00 – US$30.00 per hari, tergantung letak parkir seberapa jauhnya dari lokasi dermaga.

Seperti dermaga lainnya, Pier 39 juga di buat dari kayu khusus, seperti kayu besi, supaya tidak cepat lapuk digerus ombak dan air laut. Antara toko atau restaurant atau café beberapa banyak terdapat jembatan yang juga difungsikan sebagai tempat duduk untuk memandangi laut, dan burung-burung camar yang bertebaran diantara tiang-tiang yacht yang bergerak karena ombak.

Pada pertengahan Januari 2015,  jumlah singa laut disini sekitar  300 ekor. mereka berkumpul di kapal tongkang yang disediakan pemerintah setempat. Untuk melihat dari dekat sekaligus menikmati matahari terbenam yang fantastis kita bisa ikut tur kapal Sunset dengan membayar US$10/orang. Dari sini kita bisa mendapat banyak cerita tentang Dermaga 39 dan lainnya lewat mulut sang kapten yang rata-rata sangat menguasai informasi tentang tempat ini.

Ada yang unik di Pier 39. Kita bisa menikmati makan siang atau makan malam ala manusia yang tinggal di kapal. Untuk menikmati suasana seperti di kapal yang sedang berlayar ini anda harus meroggoh kocek lebih dalam karena tarifnya cukup mahal. Anda juga harus melakukan reservasi jauh-jauh hari karena tempatnya sangat terbatas.

Forbes Island restaurant dibangun pada tahun 1970-an sebagai rumah pribadi di Sausalito, namun kini Forbes Island berada diantara Piers 39 dan 41 di San Francisco sejak tahun 1999, dan memiliki pohon setinggi 35 kaki, teras pasir putih, dan mercusuar sendiri. Dari restaurant ini kita dapat melihat landmark San Francisco seperti Alcatraz dan Bay Bridge dan menikmati masakan Perancis-California.

Ruang makan memang berada di bawah air, sehingga kita benar-benar makan di bawah air dan bisa mengintip kedalaman laut lewat jendela. Untuk datang-pulang dari restaurant kita akan diantar jemput oleh kapal motor yang memang disediakan oleh restaurant. Yang pasti pengalaman makan siang atau makan malam di Forbes Island merupakan pengalaman yang unik dan tidak terlupakan.