Inilah kota tua di Jepang yang menurut banyak orang wajib dikunjungi jika ingin melihat Jepang tempo dulu. Saya dan Matt sebenarnya tidak memiliki rencana untuk datang ke kota ini. Awalnya kita mau nonton Sumo tapi karena masih belum mendapatkan tiket, kita putuskan untuk menuju Kawagoe. Kebetulan kota tua yang biasanya dipanggil “Little Edo” ini tidak terlalu jauh dari Tokyo. Hanya sekitar 1 jam dengan menggunakan kereta api.

Sepanjang perjalanan ke Kawagoe saya sempet terkantuk-kantuk. Jalanan sepi karena hujan plus di kereta juga terasa sepi. Hanya ada beberapa penumpang yang asik dengan komiknya ataupun mainin gadget. Walaupun kita memiliki wifi portable ternyata saya lebih memilih terkantuk-kantuk karena sedikit bosan haha.

Sementara diluar hujan turun tiada henti. Hari itu puncak badai di Jepang. Jadi selama 7 hari di Jepang, setiap hari kita kena badai dan hari dimana kita pergi ke Kawagoe itulah puncaknya. Ngeselin ya haha.

Jangan lupa nonton vlog juga yaa

Setelah turun dari kereta, dari luar stasiun seperti biasa selalu ada banyak pemandangan dan toko bagus.

Lalu kami sempat masuk kesatu kuil yang saat itu dipenuhi oleh banyak pengunjung dan jemaat. Hujan diluar sepertinya tidak menggangu turis-turis seperti kami untuk melihat kota tua ini.

Sepanjang jalan dipusat keramaian  menyajikan rumah-rumah tradisional Edo dengan aneka toko souvenir dan panganan manis merupakan atraksi utama dari Kota Kawagoe. Kawagoe tradisional mampu bertahan dari gerusan zaman dan menyandang ‘Little Edo’. Berkat Kawagoe, kehidupan abad 17 masih dapat dinikmati hingga kini.

Sebenarnya kita sedikit kecewa karena ketika tiba dikota ini hujan deras mulai turun tiada henti. Susah banget mengeksplore kota dengan hujan yang cukup menggangu. Akhirnya kita bolak balik masuk ke cafe atau restaurant. Yang ada jadinya wisata kuliner haha.

Dibandingkan dengan destinasi wisata Jepang lainnya, Kawagoe merupakan satu-satunya destinasi dengan cita rasa paling Jepang. Kota ini tak sengaja dibangun sebagai lokasi wisata, namun kota yang dipertahankan keberadaanya sejak zaman Edo ( 1603-1867). Dari sinilah Little Edo berasal, meski hanya sedikit sejarah yang tersisa, pengunjung dapat merefleksi kejayaan masa samurai.

Di jalan Kurakuzuri ini lah pusat keramaian dan wisata. Rumah-rumah tua berwarna hitam pekat dengan daun jendela berwarna hijau atau hitam dijadikan rumah makan, toko yang menjual berbagai souvenir atau snack dan tentu saja coffe sho.

Ngomongin wisata kuliner, di tempat ini sebenarnya ada makanan yang sangat terkenal yaitu ubi jala atau ubi rambat. Ubi rambat dijadikan makanan yang super enak. Mulai dari es cream sampai kue.

Selain melihat kota tua dan kuil kecil, kita juga ke kuil cinta atau dikenal dengan nama Hikawa Shrine. Tempat ini sering dijadikan sebagai tempat pernikahan, pada saat kita datang pun ada satu pesta pernikahan yang diadakan disini.

Kuil ini sudah dibangun 600 tahunan lalu dan dibuat untuk dewa pernikahan atau hubungan baik. Dengan alasan itulah ada banyak sekali pasangan muda mudi datang ke tempat ini untuk berdoa demi mendapatkan hubungan yang langgeng. Demikian juga dengan upacara pernikahan yang diadakan di kuil ini dengan harapan agar hubungannya bisa langgeng.

Di tempat ini ada sebuah lorong yang dipenuhi dengan banyak sekali pesan-pesan. Tadinya kita pengen baca tapi kebanyakan dengan huruf kanji dan tentu saja hujan aja trus, jadi gak bisa santai menikmati kuilnya.

Oya kita juga gak lupa dong nyobain kulinernya hehe. Jadi yah selain makanan dari ubi jalar, tanpa sengaja kita masuk ke satu restoran yang antriannya lumayan lama. Kita nunggu sekitar 25 menit. Setelah duduk, ada satu bapak yang jelasin ke kita kalau restoran itu terkenal banget. Tadinya ini adalah pabrik kecap. Emang sih masih ada toko kecap didepan resto. Makannya enak dan tempatnya masuk kedalam gitu 🙂

Kalau saja tidak hujan deras dan berangin sebenarnya kita masih pengen lebih lama ditempat ini, sayang cuaca kurang bersahabat. Hanya sekitar 2-3 jam kita berada ditempat ini, itu pun lebih banyak didalam resto dan cafe. Ada satu coffee shop yang kita masuki memiliki kopi dari Toraja 🙂

Oya kalau berada disini jangan lupa mencari patung-patung kecil berbentuk binatang.