Daging Sapi dan Global Warming


pixabay
pixabay

Siapa yang sukanya makan daging sapi? siap-siap kurangin konsumsi daging merah kamu karena sungguh berbahaya.

Berlebihan gak kalau kalimat pembuka saya seperti itu? buat sebagian orang mungkin iya tapi sebagian orang lain mungkin akan setuju.

Saya mengurangi konsumsi daging merah sejak selesai operasi pengangkatan kista, indung telur kanan dan usus buntu. Operasi yang sungguh tidak ingin saya ulangi lagi. Sejak saat itu saya memang mulai mengurangi konsumsi daging merah. Saya sih kepengen bisa bebas dari daging merah tapi apa daya, sampai hari ini saya masih fans berat rendang.

Di bulan November tahun 2006 PBB merilis laporan yang mengejutkan banyak orang dan mungkin membuat banyak orang berfikir ulang untuk mengurangi konsumsi daging ternak. Laporan yang dirilis itu mengatakan kalau 18 % emisi gas rumah kaca berasal dari aktifitas pemeliharan hewan ternak seperti ayam, babi, sapi dan masih banyak lainnya. Sementara transportasi baik pesawat, mobil, motor, dll menyumbang sekitar 13 % emisi gas rumah kaca. Serem ya, karena ternyata penghasil utama emisi gas berbahaya yang mengancam kehidupan planet ini bersumber dari perut kita yang cuman sejengkal itu.

Hari Minggu tanggal 30 Nov 2016 lalu, saya dan Matt tidak melewatkan premier film dokumenter Leonardo Dicaprio yang berjudul Before the Flood. Ada yang sudah nonton? kalau belum buruan deh ditonton, paling gak bikin kita sadar kalau bumi kita ini dalam bahaya.

Salah satu bagian dari film tersebut menyebutkan tentang peternakan yang ada di USA. Gila luasnya bukan main. Saya sama Matt sampai tercengang. Rasanya pengen ngeluarin rendang yang baru masuk mulut saya hari itu haha. Jadi saya dan Matt punya jatah makan rendang per 2 minggu sekali. Kayaknya sekarang mau saya rubah jadi 1 bulan sekali. Selamat rindu dan garuk-garuk kaca rumah makan Padang deh hihi.
Kita mungkin mikirnya masa iya sih peternakan bisa bahaya? kan sapi juga gak banyak-banyak amat? atau ayam dimana sih? buat kita yang tinggal di kota mungkin gak keliatan tapi kalau dipinggiran kota pasti keliatan banget. Ehh….gak juga sih, di deket rumah ibu saya aja ada beberapa peternakan ayam dan sapi padahal sudah di dalam kota Medan.
Peternakan di USA (dalam film itu yang dicontohkan di USA) saking luasnya akhirnya memang cukup berbahaya. Apalagi peternakan itu menyedot banyak sekali listrik untuk mesin (mesin penghangatlah, mesin giling lah, mesin ini dan itu) belon lagi setelah dipotong daging-daging ternak itu harus didinginkan. Mesin-mesin tersebut boros listrik. Belum selesai dengan urusan listrik, ehh dagingnya mesti dikirim kebanyak tempat bahkan ke luar negeri. Hayooo yang suka makan wagyu, kobe, dll *I’m watching you…….* kata Leo. Proses pengiriman ini kan menggunakan transportasi (truk, kapal, pesawat) belon lagi ada elemen lainnya juga yang sama berbahayanya.
Yang lebih gak pernah terbayangkan lagi untuk saya adalah lahan untuk membuka peternakan dan lahan untuk menghasilkan makanan ternak. Beneran gak pernah saya bayangin luasnya lahan yang dibutuhkan. Mungkin kalau pelihara ayam 2 ekor atau sapi di kampung yang cuman 2-3 ekor mungkin gak berasa ya, soalnya ayamnya dan sapinya suka main ke halaman tetangga haha. Nah, kalau sudah punya peternakan tentu harus menyediakan rumput dan makanan mereka. Luasnya bisa ngalah-ngalahin luas peternakan itu sendiri. Liat aja di filmnya si Leo.
Si sapi yang mukanya imut dan gak berdosa itu ternyata secara alamiah akan melepaskan metana dari dalam perutnya selama proses mencerna makanan. Kira-kira kalau kita lagi didekat sapi bunyinya kayak orang sendawa. Nah pas bunyi “sendawa” itulah metana yang merupakan gas dengan emisi rumah kaca (23 kali lebih buruk dari Co2) keluar. Bayangin segitu banyaknya sapi, kelar deh bumi ini. Pengen tau jumlahnya, nonton filmnya atau googling deh. Dijamin kaget.
Kotoran hewan ternak juga mengandung NO (Nitrogen Oksida). Sebenarnya pas nulis ini saya bingung banget, maklum pelajaran Kimia saya gak begitu bagus haha. Jadi kalau ada yang tahu, bisa banget tambahin informasi ini ya. Nah, si NO ini katanya 300 kali lebih berbahaya dibandingkan Co2. Mungkin gak akan terbayangkan kotoran sapi gimana tapi, saya pernah main ke peternakan sapi, aduh….kotorannya banyak banget dan besar. Di USA katanya hewan ternak menghasilkan sekitar 40 ton kotoran per detik. Ini saya baca dari The New York Times tahun 2011. Udah lamaaaa banget. Kotoran segitu banyak gak semuanya bisa jadi pupuk atau hal berguna. Karena gak kepake akhirnya banyak peternak yang membuangnya ke sungai atau tempat2 lain yang akhirnya bisa meracuni tanah dan sumber-sumber air. Serem.
Ngomongin ngeracuni tanah, saya juga baca mengenai pembuangan kotoran kucing hehe. Jadi ini OOT dikit la ya. Kucing itu kan dituduh sebagai sumber Toxso. Kotorannya pokoknya najis parahlah. Ditakuti terutama wanita yang hamil atau berniat hamil. Nah, si kotoran yang terbuang sembarangan itu kalau memiliki virus Toxso ternyata juga bisa membuat tanah disekitarnya menjadi sumber penyakit. Makanya selalu pakai sarung tangan pas megang tanah dan jangan lupa pakai sandal biar gak cacingan dan kena penyakit hehe. Saya lupa baca dimana. Bayangin kotoran kucing cuman secuil gitu bisa bikin tanah disekitarnya tercemar penyakit, konon kalau kotoran dari peternakan yang pastinya banyak banget. You know what I mean yaa….
Trus apakah kita harus berhenti makan daging merah atau ayam? huaa….sejujurnya saya pengen tapi belon mampu. Pernah nyobain tapi ngeliat daging ayam saat itu kayak orang sakaw.
Tapi….untuk daging merah emang saya sudah mulai berhasil sih. 2 minggu sekali untuk sepotong daging rendang masih ok lah ya haha. Saya gak pernah pesan steak lagi kalau ke restoran. Ayam nih yang belon sanggup padahal seharusnya kalau saya beneran menjalani diet endometriosis kayaknya hidup saya bakalan lebih “hijau dan sehat” deh haha.
Yah terus gimana dong kalau belon bisa berhenti? yah gpp, gak ditangkap polisi juga. Tapi….alangkah baiknya jika kita mengurangi konsumsinya. Setuju 🙂
Jangan lupa buat yang suka belanja terutama belanja murah, baca juga link dibawah ini
Dan ada bonus video dari kantornya suami saya juga, tonton dan share yaaa 🙂

37 comments

  1. Aku juga udah lama gak makan daging sapi mbak, terakhir mungkin bulan Agustus pas ultah adekku. Selebihnya gak pernah nemu atau sengaja nyari karena emang gak pengen aja, jarang juga makan di luar, lebih sering masak. Anyway thank you infonya ya 🙂 Emang musti kurang2in banget nih

  2. Ini pernah aku diskusikan sama adikku yg cowok, karena dia sarjana Fakultas MIPA UI. Sebelumnya mau ralat dulu, Nitrogen Oksida itu NO2. Kalo NO doang namanya Nitrogen monoksida. Kotoran ternak gak stabil senyawanya jadi lebih berbahaya dari CO2, tapi bisa dijadikan biodiesel.

    Soal najis, semua kotoran hewan, kotoran manusia (kecuali bayi yg full ASI) termasuk najis. Di Islam 2 hewan yg najis mugholadoh: anjing & babi. Tapi misal gak sengaja sentuh/kena air liur anjing wajib dibersihkan dengan tanah sebanyak 7x dan masih akan panjang ngebahas ini.

    Concernku sama aja dengan pabrik rokok, kalo peternakan masih ada manfaatnya nah rokok?! Tapi menutup pabrik rokok tidak semudah itu. Ada banyak hajat hidup manusia yg menggantungkan nasib di pabrik tsb. Di sini peran pemerintah, dinas perdagangan. Kalo contoh kasus peternakan ya dinas peternakan memiliki tugas & peranan *CMIIW

    • Makasih infonya Frany 🙂

      Menurut aku apapun itu yang berpotensi merusak bumi ini seharusnya menjadi tanggung jawab setiap orang sih dan tentunya gak bisa dibanding2kan yang mana yang lebih penting. Semua sama pentingnya.

  3. Aku sediiih bacanya.
    Tp alhamdulillah emg jarang bgt makan daging merah, makan olahannya kayak bakso jg jarang2. Paling makan pas lebaran. Lols :p

    Malah pgn bgt ngurangin makan ayam, krn kok ya ayam ternah itu jg gak sehat soalnya banyak disuntik ini itu. Emang lebih sehat makan sayur kali :p

  4. lagi gak makan sapi dalam waktu dekat ini, gara2 kadar kolesterol lagi tinggi banget.. pengennya sih sapi free, tapi apa daya, masih doyan bakso sapi bangetttt.. huhuhuh.. but thanks buat infonya, Non..

  5. Aku gak suka daging, tapi kalo dikasih daging ya mau makan hehe. Terakhir makan daging di Iran itupun dikit banget, cuma lamb kebab.

    Aku dah nonton before the flood, ngeri ngebayangin bumi yang makin rusak. Es di kutub makin lama makin mencair, padahal aku kan belom ke kutub. Di alaska, glacier yang tadinya luas banget udah berkurang, aku liat plang di exit glacier dulu.

  6. Judulnya menggoda untuk menyimak nih Mbak 🙂
    Tapi memang iya sih ya, kalau dipikir-pikir memang efeknya ke sana, tapi apa iya kalau kita mengurangi konsumsi daging ternak terus akan bisa mereduksi efeknya itu? Bisa jadi kan selain untuk konsumsi masih ada lagi kegunaan lain dari hewan-hewan ternak itu. Seperti yang aku tahu, di Bangka ada satu kawasan bekas tambang yang sekarang bisa menghijau lagi karena di situ dibangun peternakan, Yang aku soroti adalah bahwa limbah ternak ini lah yang mengembalikan kadar PH tanah yang semula rusak karena pemakaian bahan kimia dalam proses tambang di situ.

  7. Abis nonton video itu sungguh serem ya mbak. Skrg klo pgn makan daging sapi merasa bersalah, di video itu jg dibilang kan klo kt bisa ngecut konsumsi sapi aja udah bisa membantu, ato beralih dr sapi ke ayam juga bs bantu krn ayam ngeluarin metananya lbh dikit dr sapi. Gw asli merasa sedih dan bersalah abis nonton video itu ya mbak 😦

  8. Saya engga bisa engga makan daging merah mba soalnya suka (say yes to rendang daging, ayam goreng, dan iga sapi penyet hahaha) tapi memang berusaha ngurangi frekuensi makannya beberapa tahun ini. Salah satunya jadi lebih sering makan ikan daripada daging ayam/sapi. Kalau sapi masih bisa deh dikurangi jadi 1 bulan sekali-dua kali tapi kalau ayam masih dalam proses seperti itu. Thank you buat infonya mba, saya baru soal metananya si sapi itu.

  9. Sudah nonton filmnya Leo 2 minggu lalu Non. Bener2 terbuka mata. Dan tentang hubungan komsumsi binatang dengan global warming, sudah kutelaah sejak lama dan salah satu yg memicuku untuk stop konsumsi daging dan unggas sejak 10 tahun lalu. Tapi belum bisa stop konsumsi seafood karena doyan banget hehe. Tapi minimal sejak pindah, konsumsi seafood berkurang, karena males masaknya haha dan kalau beli terus2an mahal.

  10. untuk nonton before the flood mba… udah nulis di draft, tapi belumaan publish2. anaknya pemalas 😀
    filmnya bener2 membuka mata ya mbaaa… sekarang di rumah juga udah mulai mengurangi konsumsi daging merah. gapapa, makin ngirit ya 😀

  11. mbak noni bagus banget ini sharingnya, aq malah sekarang lebih sering makan daging dr pada makan ayam, ayam itu bisa berbulan-bulan gak makan dan gak ada pengennya tapi kalo sapi blm bisa terutama krn makanan padang enak-enak.. hehehe

  12. thanks infonya mbak non, rendangnya beli di indo atau di amerika haha…untung bukan penggemar daging … untuk anak-anak balita daging merah memang biasa disarankan dokter sini untuk menambah iron…nggak tau kalau anak2 amerika pengganti ironnya apa? ingin share info filmnya leo ah..

  13. haduuu T_T tiap baca dan nonton tentang global warming rasanya merinding bayangin generasi selanjutnya.
    aku sih makan daging sapi gak sering juga, yang sering ayam :'((((
    makasih infonya mba’Non 🙂

  14. aah kecee postingannya kak Noni 😀
    jadi keinget film racing extinction apa cowspiracy ya, lupa. di situ dijelasin memang penyumbang emisi global warming tuh dari peternakan, nah utk mengatasinya dipasang semacam kantung udara di pundak sapi supaya gas metananya itu tertampung dan bisa jadi bisnis sampingannya peternakan buat industri tabung gas utk masak.

  15. Bener Mbak Noni, aku dulu juga penggemar red meat tapi sejak sadar bahayanya (untuk badan sendiri maupun untuk bumi), pelan2 jadi ngurangin. Sekarang paling seminggu cuma makan red meat 1-2x, itu juga dikiiit banget. Serem ya kalo nonton documentary tentang global warming, kasian juga sebenernya sama sapi2nya. Kalo nonton Cowspiracy lebih miris lagi deh (konon katanya banyak yang berubah jadi vegetarian setelah nonton film ini).

  16. Nonii.. Tgl 30 Nov 2016 bukannya hari rabu ya?? Minggu apa rabu sih? Hahaha.. Pernah baca sih ni hubungan global warming sm daging n.kotoran hewan, tp kubelum sanggup klo ga makan daging n ayam hahahha..

  17. aku masih belum mampu buat ga makan daging merah. Apalagi dengan darah minang yang mengalir di badan, susah bener buat ga makan daging.
    Eh tapi dipikir-pikir sekarang ga tiap hari makan daging sih…digilir sama ayam, ikan, dan udang. Bahkan kadang-kadang lebih milih makan sayur dan direbus *eh ini mah sadar diri ding karena lagi ga bagus kondisi badannya*. Tapi emang masih suka makan steak sebulan satu atau dua kali.
    beneran nambah informasi mbak Noni supaya bisa mikir bolak balik sebelum mengkonsumsi daging sapi

  18. 18% emisi gas rumah kaca berasal dari peternakan, 13% berasal dari kendaraan bermotor. Sisanya yang 69% kira-kira berasal dari mana ya?

  19. Kami juga makan daging merah sebulan sekali Non… Nggak harus rendang sih, apa aja yg pake sapi or kambing. Semoga Noni dan Matt juga bisa 💪🏼💪🏼

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s