Jalan-Jalan Murah ke Taman Nasional Gunung Leuser – Bukit Lawang


hornbill room @ Eco Lodge - Bukit Lawang
hornbill room @ Eco Lodge – Bukit Lawang

Ahhh…saya lagi kerangjingan nulis tentang Taman Nasional Gunung Leuser ( TNGL ) dan Bukit Lawang ( BL ). Maklum baru dari sana dan pengen kalian juga bisa ngeliat yang kemaren saya liat. Serius ini pengalaman yang “menyenangkan” sekali. Saya bukanlah orang yang suka meratiin binatang , walau saya suka binatang tapi yah gak segitunya sampe melototin binatang2 itu kecuali nonton tv. Pertama kali saya liat OrangUtan langsung di dalam hutan ( padahal ini hutan yang udah sering dimasukin turis) tetep senengnya bukan main (sewaktu masih kecil dengan orang tua tidak dihitung ya). Perasaan ini juga saya rasakan sewaktu pertama kali memasuki Disneyland di Hongkong. Yang ada hanya rasa seneng, penasaran, happy tapi bedanya di BL ditambah capek setengah mampus karena trekking hehe.

Saya gak bisa bilang perjalanan ini mudah 🙂 apalagi kalau sampai berniat nginep atau ngambil jalur panjang yang bisa berhari-hari tapi semuanya terbayar waktu pertama kali kita lihat OU ( orangutan ) gelantungan atau setelah capek hanya nyebur masuk di sungai yang airnya hijau bening plus sepi, dicurigai airnya adalah evian 🙂 . Berasa milik pribadi itu sungai.

Untuk saya yang gak pernah olahraga + lemah fisik haha, perjalanan ini menguras tenaga banget dan berkali-kali pengen ngomong ke guide buat balik kalau gak inget-inget saya masih penasaran dan pengen menyelesaikan perjalanan saya sampai akhir. Untuk yang rajin olahraga Insya Allah gak ada halangan 🙂 Matt bisa tuh kalo trekking yang medannya curam masih sambil ngemil-ngemil rambutan hehe, kalau saya sih gak inget sama sekali ngemil karena sibuk ngatur nafas. Untunglah karena kemaren saya jalan sendirian + guide, jadi norak-noraknya saya hanya guide + Tuhan yang tahu hehe.

Ok…..ngelantur kemana-mana 🙂 karena ternyata banyak yang tertarik dan pengen tau kira-kira biaya kesana berapa atau harus nabung seberapa besar, well saya kasih gambarannya ya. Perjalanan saya bukan yang ngirit banget sih. Pokoknya kalau sampai masuk hutan, sebisa mungkin saya gak mau sakit-sakit demi menghemat 50-100 ribu hehe.

Hari ini satu orang temen si Matt dengan baik hatinya nyobain ke BL dengan bus haha, sempet kena scam hanya buat bantuin saya nulis ini. Baik banget kan ya 2 orang bule itu 🙂 ( anak & bapak ).

So biayanya akan saya buat dalam 2 versi. 1 versi saya dan satu lagi versi Mr. G dan anaknya ( anaknya Indo dengan pasport Inggris dan Mr G pasport Inggris )

Kita asumsikan kalian semua sudah berada di Sumatera Utara ( Bandara Kuala Namu/Medan ). Jarak Bukit Lawang dari kota Medan sekitar 85 KM kurang lebih.

Transportasi

Versi Noni

Saya pergi dengan mobil. Jarak tempuh sekitar 2 jam dari Medan. Saat ini karena jalanan rusak jarak tempuh ke Bukit Lawang sekitar 4 jam. Untuk yang menyewa mobil beberapa supir tahu jalan pintas sehingga bisa menghemat waktu karena lama perjalanan hanya sekitar 2-2,5 jam (tergantung macet). Untuk no telp supir rental, kalian bisa lihat dibawah ya.

Rental mobil ke Bukit Lawang perhari Rp 450.000 ( Driver + mobil ) bensin ditanggung penyewa. Dengan rental mobil emang paling nyaman sih, karena gak mesti kena scam atau dikejar-kejar guide euro hunter apalagi kalau kalian bawa bule/orang asing hehe. Harga mobil diatas menggunakan mobil Inova, kalau mau naik avanza sekitar Rp 400.000. O,ya dengan rental mobil, jika kalian baru nyampe dari Airport, mereka juga bisa sekaligus jemput. Itung-itungannya jauh lebih hemat sih kalau menurut saya, apalagi kalau 2 atau 3 orang yang mau pergi.

untuk Rental Mobil bisa hubungi pak Iwan di no 08126072172 / 061 8215408

Mr. G dengan Bus dengan waktu tempuh sekitar 3.5- 4 jam hehe ( yaiyalah berenti-berentinya buanyaaak banget).

Mr. G berangkat dengan taxi dari rumah ke Terminal Bus Pinang Baris. Satu-satunya bis yang melayani rute ini katanya adalah Pembangunan Semesta ke Bukit Lawang. Rute lain dengan menggunakan bis ke Binjai, setelah itu dari Binjai disambung bis ke Bukit Lawang ( super gak nyaman hehe). Mr. G pilih Pembangunan Semesta. Dengan pengalaman 30 tahunan tinggal di Indonesia dan sudah pergi dari Sabang sampai Merauke, dia ngerasa gak mungkin kena scam di Medan hahaha, apalagi doi udah tinggal di Medan kurang lebih 7 tahunan.

pic pinjem dari bismania.com
pic pinjem dari bismania.com

Kenyataannya adalah bis super gak enak karena sudah tua dengan kondisi setengah mengenaskan. Setiap orang bebas ngerokok tapi dia ketemu banyak turis Eropa didalam bus ( turis/backpacker lonely planet ) . Tiket Bis untuk bule Rp 22.000 dan lokal Rp 15.000. Info yang baru saya dapet dari bokap, dari stasiun bus ada L 300 yang bisa juga ke BL, harganya lebih mahal dari Bis tapi lebih mendingan, cuman sayangnya bokap udah gak tau harganya sekarang hehe.

PS : Warning from Mr. G  jangan pernah bayar tiket bus ke kondektur. Kejadiannya Mr. G bayar tiket ke kondektur, di tengah jalan kondektur turun dan gak ngasih tau supir, sehingga Mr. G harus bayar 2 kali. Ini kejadian dengan beberapa orang yang lain termasuk yang lokal. So….its better that u pay directly to the driver!

Dari stasiun bus BL ke hotel bisa ditempuh dengan naik becak/ojek. Harganya sih bisa nego kali ya. Mr. G karena nginep di Ecolodge jadi dia jalan kaki aja. Jarak stasiun bus ke Ecolodge gak begitu jauh, paling 2 km hahaha.

Penginapan

Untuk yang ini saya dan Mr. G sepakat mengambil penginapan yang sama karena kita sama-sama support konservasi. So gak ada pilihan lain harus nginep di ECOLODGE. Maaf juga saya gak ngasih rekomendasi hotel/penginapan lain karena yah, saya juga pengennya kalian nginep disini. Hitung-hitung nginep disini juga ngasih dana untuk support konservasi OrangUtan. Kecuali emang full book ya hehe.

Ecolodge adalah penginapan yang dimiliki oleh Yayasan Eko Lestari. penginapannya sendiri didesain ramah lingkungan. Contohnya selain PLN ( yang selalu matiiii itu ) mereka menggunakan  solar panel untuk keperluan listrik penginapan, laundry dilakukan dengan sistem ramah lingkungan, mempekerjakan penduduk lokal, memiliki eco farming sendiri untuk menyuplay keperluan dapur dan tentunya sebagian dana yang masuk di peruntukkan untuk konservasi orangutan itu sendiri. Menarik kan ya 🙂

Penginapan ini juga bukan penginapan ecek-ecek yang tidak di-maintenace dengan baik. Kamar-kamar hotel selalu bersih, makanan lumayan enak (gak bisa dibilang enak juga hehe, tapi mereka lagi nyari koki yang yahud masakannya ), lingkungan yang nyaman dan luas, pemandangan langsung ke sungai besar, hutan dan juga kebun yang bersih/bagus. Di depan kamar saya menginap kemaren ada 2 pohon rambe besar yang sedang berbuah lebat, di pagi hari saya terbangun karena bunyi-bunyi binatang yang ternyata monyet sedang berpesta pora. Lucu banget bangun pagi dengan suara air sungai dan liat monyet seluncuran dari atas pohon ke atap kamar tetangga kamu.

Budget kalian masih bisa di sesuaikan dengan tipe-tipe kamar mereka. Room rates (38 rooms total). Selama ini Ecolodge lebih sering menerima tamu dari mancanegara, jarang banget orang Indonesia yang mau nginep disini 😦

155,000rp for single ‘Butterfly’ room.

325,000rp for single ‘Siamang’ or ‘Hornbill’ room.

375,000rp for single ‘Orangutan’ or ‘Thomas Leaf Monkey’ room.

Add 25,000rp for double occupancy. Extra bed 75,000rp.

Kalau mau order atau book kamar, bisa langsung hubungi EcoLodge di http://ecolodges.id/

Ecolodge Bukit Lawang

Bohorok, North Sumatra
Indonesia

+62 812 607 99 83
info@ecolodgebukitlawang.com

 

Konsumsi

Ada banyak banget warung/cafe di Bukit Lawang. Kalian pernah dengar beberapa bulan lalu ada bule cewek yang meninggal karena minuman kerasnya sudah dioplos dengan methanol atau spritus. Klik INi untuk beritanya. Memang sih bersenang-senang itu perlu saat liburan tapi hati-hati juga ya apalagi yang masih muda belia dan sehat-sehat hehe.

harga makanan bervariasi ya. Kalau mau yang murah sih bisa ke warung-warung. saya sempet makan nasi goreng ber3 Rp 24.000 aja hehe. Kalau males, bisa pesan dihotel dengan harga sedikit mahal. Kalau hujan besar yah mau gak mau harus makan dihotel ya.

Waktu Terbaik Untuk Berkunjung

Sewaktu saya tanyakan ke Bang Nuar dia bilang waktu terbaik sih ada beberapa, tergantung tujuan kita mau ngapain hehe.

Untuk melihat OU : waktu terbaik tentu saat musim buah di bawah/daerah perbatasan. Kalau musim buah dibawah maka OU banyak berkeliaran dan kita gampang ketemu. Sementara kalau musim buahnya di daerah jurang-jurang, kita bisa denger suaranya tapi pas dipanggil dia cuek. Bahkan ke Feeding station aja pas musim buah mereka jarang mau karena udah kenyang huhu. Kemaren saya pergi pas musim buah dan juga hujan. biasanya OU yang udah kesorean main ke bawah gak bakalan naik ke atas bukit lagi, jadi kalau kita trekking di pagi hari lebih mudah ketemu. Terbukti saya ketemu 2 ekor di perjalanan dan 7 ekor di feeding station.

Note : 85% kita punya kemungkinan untuk ketemu OU, Thomas, Kuau, Macaca, Gibbon dll tapi ada 15% kemungkinan juga gak bakalan ketemu apa2. So…….be wise ya 🙂

Untuk Main Di Sungai/Rafting : biasanya tamu lokal lebih suka main di sungai, mandi, berenang, makan-makan/piknik dan tidak terlalu suka masuk ke hutan karena capek. Nah waktu terbaik tentu aja di musim penghujan karena debit air naik dan lebih seru untuk rafting. November dan Desember saya pikir waktu terbaik walau emang setiap wiken sungai Bahorok itu penuhnya minta ampun plus ganggu pemandangan dari tenda-tenda biru di pinggir sungai.

Trekking

Well…….ini yang jadi highlight dari perjalan ini hehe.

Versi Noni

Saya ambil trekking 1 hari. Perjalanan saya mulai dari pukul 7 pagi sampai sekitar jam 5 sore. Saya tidak bawa apapun dari bawah. Jadi guide provide semua makan siang, mineral water, snack (buah) dll. Barang sayapun dia yang bawakan. Kami jalan sekitar kurang lebih 40-50 KM (saya gak tau pasti sih). Biaya yang saya keluarkan adalah $ 15 + tip . Rata-rata guide dapet tip min Rp 50.000 per tamu.

Oh iya karena kemaren saya turun dari hutan hujan deras, sebenarnya didalam hutanpun udah hujan deras, otomatis tubing ( rafting dengan ban truk super besar) dibatalkan mengingat aliran sungai lumayan kencang. Kalau naik tubing ini nambah Rp 100.000.

Guide saya dapatkan dari pihak hotel. Pokoknya kemaren saya ngomong mau jalan ke hutan trus orang hotel carikan guide untuk saya.

Menurut bang Nuar harga untuk trekking adalah seperti dibawah ini :

Untuk Bule/Orang asing

1 hari 35 Euro sudah termasuk semua keperluan tamu. Ini seharian trekking ya, kalau mau tubbing nambah 10 euro. Sedangkan jika mau camping dan kita hanya lenggang kangkung harganya sama 35 euro/tax + porter Rp 200.000. Untuk Indonesia harga tersebut dibagi 2.

Min tamu adalah 2 atau 3 orang. Kalau nginep biasanya min 3 orang tapi kalau musim sepi mungkin 1 orang juga di sikat hehe.

Versi Mr. G

Mr. G mendapatkan guide dari Kantor Guide di BL. Gampang koq nemuinnya, tinggal tanya2 aja hehe. Karena bule yang berangkat, sebenarnya anak Mr. G gak keliatan bulenya sih + bisa bahasa Indo tapi………pas dimintain KTP or SIM kan dia gak punya haha, jadilah dia kena harga turis. Info aja nih, kalau kalian gak ambil guide dari hotel karena khawatir mahal, please….please.….ambil guide langsung dari kantor guide di bawah. Ini untuk menghindari kita hire guide yang tidak memiliki sertifikat 🙂

Mr. G hanya trekking half day ke feeding station. Mereka bayar 15 Euro + 10 Euro untuk tubbing + 50.000 untuk 1 kamera.

pic pinjem dari sini bjorngrotting.photoshelter.com Indonesia, Sumatra. Tubing- Bukit Lawang. Tubing ini kata temen saya seruuu banget. Jadi setelah trekking, kita bisa tambah 10 euro atau 100 ribu utk lokal buat naik ban ini meluncur dari atas sungai. kita bakalan tiba di bawah atau sekitar hotel tempat tinggal. ada guide dan petugas yg bantu kita mengarungi sungai
pic pinjem dari sini bjorngrotting.photoshelter.com
Indonesia, Sumatra.
Tubing- Bukit Lawang. Tubing ini kata temen saya seruuu banget. Jadi setelah trekking, kita bisa tambah 10 euro atau 100 ribu utk lokal buat naik ban ini meluncur dari atas sungai. kita bakalan tiba di bawah atau sekitar hotel tempat tinggal. ada guide dan petugas yg bantu kita mengarungi sungai

sedangkan untuk gambaran harga trekkingnya, menurut Mr. G adalah seperti dibawah ini 🙂

* One day trek €25 per person
Starting at 9am from the Guide Association Office, you will spend six hours in the jungle. Your day includes a stop for lunch in the jungle. Lunch is typically Indonesian fried rice and fresh fruit.

Return around 4pm.

As with the half-day trek, you can return by tube/rafting. This is charged at an additional €10.

For the one-day trek we recommend you bring mosquito repellent, camera, and one large bottle of drinking water.

*Two day trek €50 per person
One of the most popular trekking choices, the two-day trek includes one night sleeping in the jungle. Your trek begins at 9am from the Guide Association Office. You will stop for lunch, as on the one-day trek, trekking until around 4pm, when you will reach one of the jungle camps.

At the camp you can swim in the river, drink tea or coffee, and relax. At around 6:30pm, you will eat dinner. Your guide and his assistant will cook an Indonesian meal, typically chicken curry, rice, tempeh, vegetable soup, and fresh fruit.

You will sleep in a tent on a roll-up mattress and sheet.

We recommend that you bring a small backpack (daypack), with a change of clothes, mosquito repellent and camera. Your bag with clothes can also form your pillow in the jungle. Your guide will boil water in the jungle in the evening, so it is only necessary to bring one large bottle of water.

Your guesthouse should store your belongings while you are trekking.

* Three-day, four-day, five-day and longer treks.
Prices are €75 for three days, €100 for four days, €125 for five days.

As with the two-day trek, you will sleep in the jungle on all but the last day of your trek.

Longer treks give you the opportunity to see more of the jungle, experiencing a wider diversity of flora and fauna.

Nah…..sekarang udah dapet gambarannya dong ya 🙂 kebanyakan lokal/Indonesia hanya ambil trek yang pendek. Jadi cuman ke feeding station trus turun dengan tubing. Biayanya pastilah masih bisa ditawar-tawar, namanyapun di Indonesia. Ini sekedar gambaran aja, kalian bisa tawar-tawaran ampe seret hehe.

Dan lagian harga yang dikasih kemaren ini kan saya gak sempet nawar-nawar karena udah diurusin si mba Sekretaris, sementara Mr. G udah pasti make harga bule, walo si bule ini nawarnya aja udah lebih jago dari nyokap. Seribu aja diributin loh kalo si Mr. G 🙂

Jadi….sekali lagi, kalian pasti bisa dapetin harga lebih murah selama bisa negoisasi dengan guide di lapangan atau datang pada saat low season. Low season antara Pertengahan Nov – Juni. Begitu masuk Juli – Awal Nov, yang ada tamu lokal mungkin dicuekin sangking banyaknya tamu mancanegara hehe.

Note : ada banyak sekali guide di daerah ini. Dari mulai yang belum berpengalaman sampai yang udah bangkotan di bisnis ini. Saya selalu sarankan untuk pilih guide yang berpengalaman aja, karena masih ada cerita guide yang sampe kesasar di dalam hutan terutama kalau kita berniat nginep di hutan. Bayar sedikit mahal untuk guide yang bener jauh lebih aman daripada murah Rp 50.000 tapi kesasar didalam hutan.

Perlengkapan yang harus dibawa 🙂

kemaren sih keperluan perut saya di provide bang Nuar semuanya. Pokoknya sebelum jalan, pastikan ke guide, mereka kasih kalian apa aja ya. Ingat ada harga ada barang 🙂

– Sepatu trekking/sepatu yang nyaman untuk dibawa jalan ke hutan dengan tanah yang licin dan nyebrang-nyebrang sungai. Kalau mau murah, bisa beli sepatu plastik warna hitam dengan paku2 di tapaknya, potong ujungnya supaya air sungai bisa keluar. di Bukit Lawang harganya Rp 15.000. Jangan lupa pakai Kaos Kaki yang sedikit panjang, Matt malahan biasa pake kaos kaki bola itu.

sepatu trekking saya kemaren kayaknya udah paling keren sedunia loh ehh 2 kali aja jatoh, boleh mention merk gak yaaa haahaha secara setelah saya pake sepatu plastik bang Nuar harga Rp 15.000 saya gak jatoh sekalipun plus aman pas nyebrang sungai.

– Pakai pakaian yang nyaman. Saya gak suka pakai celana panjang karena berat dan juga males kalau ujung-ujungnya basah.

– bawa autan dan jangan lupa dipake disekujur tubuh

– Jas hujan sekali pake tapi jangan buang jasnya di hutan ya atau rain coat. Kemaren saya hujan-hujanan di hutan, rain coatnya dipake bang Nuar karena bawa kamera, sayanya yah basah kuyup. So….buat cewek-cewek jangan pake t’shirt putih/beha hitam kalau jalannya di musim hujan hehe.

– Bawa Snack berupa buah-buahan aja jadi sampahnya bisa kalian tanam di tanah. Selain bersih juga bagus untuk kesehatan, kan, daripada ngemilin kacang atau snack bermicin lainnya hehe.

– bawa minuman yang cukup, kalo udah dibawain guide yah tinggal lenggang kangkung

– jangan lupa makan siang ditanyain hehe, kalau half day trek kayaknya sih gak perlu bawa makan siang

– Kalau kalian pilih jalur trekking sampai ke sungai landak, don’t forget to bring your swimsuit / bikini . airnya bening banget, tenang, pokoknya kalo ngeliat pasti pengen nyebur apalagi kalo udah jalan berpuluh-puluh kilometer.

– bawa obat-obatan ringan semacam betadine atau obat sakit kepala. Tau gak saya tetep bawa tolak angin loh ke hutan hahaha dan entah kenapa abis kebanyakan dongak liat OU plus capek keringetan abis dimininumin tolak angin langsung nyalang lagi haha.

– bawa peniti kecil/karet gelang. pokoknya ada ajalah kejadian2 kecil dihutan ini yang kadang2 kita memerlukan peniti untuk penyelamat.

– signal XL dan Telkomsel masih bekerja disini. Mr. G pake XL dan dia bilang dia masih bisa baca email dan saya pake Telkomsel masih bisa posting IG ( cobaaa yaa udah dihutan koq yah masih main2 hape). Signal Indosat tengkurap di sini hehe.

– Kalau digigit pacet atau serangga-serangga kecil gitu usahakan jangan dibunuh. Kemaren pas saya bergerak lumayan cepet gara-gara ada semut gajah naik di kaki, semua ranger langsung teriak-teriak supaya jangan dimatiin karena gak baik. So…kalaupun takut, yah kasih tau aja guidenya. Inget kita bayar mereka mahal untuk bantu kita hehe.

Emmm trus apa lagi, yang pasti kalau kalian ngerasa gak bisa nerusin trekking jangan malu untuk istirahat atau berhenti. Biarin aja dicaci temen2nya yang penting kita harus senang dan menikmati perjalanan itu sendiri. Kalau udah tau gak kuat dari awal, usahakan hire guide/porter sendiri, sehingga gak perlu ngikutin kecepatan group yang lain. Kalau pengen tubing, liat debit air ya, jangan karena penasaran dan demi kepentingan liputan di twitter,fb atau IG kalian mengorbankan keselamatan :). Pesan ini disampaikan oleh perempuan paruh baya kayaknya hahahaha 🙂

Mr. G dapetin sebagian info dari link ini 🙂 http://www.bukitlawang.com/

135 comments

  1. Wah, serem juga ya kalau guide-nya gak berpengalaman dan di hutan malah kesasar gitu. Kan gak lucu banget kalo kejadian, hahaha 😆 . Mendingan memang bayar agak mahalan dikit tapi dapat yg berpengalaman ya 😛 .

    Btw. Mr. G niat banget ya sampai nyobain yang pakai bus gitu, hehehe 😀 .

    • si Mr. G ini emang baik banget Zi tapi dia juga lagi kedatangan anaknya sih, jadi sekalian jalan2 sih cuman kan gak mesti juga ya naik bis hahaha. Dia pengen buktiin sih karena aku ogah kalo disuruh naik bis

  2. Aku gak begitu suka hutan sih sekarang-sekarang ini, lagi kecanduan pantai, tapi kalo diiming-imingi OU aselik, mau doooong… 😀
    Makin pengen ke Medan, hu hu hu…
    Tapi ternyata selesai skripsi gak langsung bikin aku free. Adanya malah kejar-kejaran sama waktu.
    Ntah kapan bisa kesananya…

    • ada yg masih suka usil koq Man terutama kalo dulunya dia pernah punya pengalamann gak menyenangkan kayak sering dipukulin ama pemiliknya. karena itu butuh guide. kalo ngambil buah yang kita pegang juga kadang2 dia mau hahaha

  3. Menarik non rasanya mau mencoba.
    tapi butuh ambil cuti 1 minggu, sumpeh ngak bisa berkata kata selain 1 kata.
    ” Pingin..”

  4. gue pernah tuh yg tubing. sakit hati banget deh.. capek banget naiknya, trus turunnya cepet banget lewat sungai #eh hahahha….

  5. iiihhh.. itu kelakuan ya kondektur nagih ongkos penumpang tapi nggak dibilangin ke sopirnya…? Malu2in orang Indonesia ajaaa…. 😦
    Dan baca detail trekking ini aku langsung kebayang muka Noni yang pias gara2 kecapekan..! hahaha….

    • fit, kata temen si Matt ( sekretaris itu ) pas pergi aku jernih banget, karena kan masih sempet dandan pake eyeliner dll hahaha. aku gak bs ninggalin rumah tanpa itu sih. pulang2 itu udah lecek banget. Basah kehujanan, rambut kuyup sampe netes2 gitu airnya, tanah/lumpur dimana2 bekas jatoh, muka aku aja udahlah gak karu2an antara celometan tanah, bentol2 digigit nyamuk haha sama busuk kecapekan 🙂 tapi seru koq. kalo disuruh lagi masih bakalan mau.

      scam kayak gitu bs terjadi dimana2 koq Fit 🙂 apalagi kalo liat orang asing, entah itu bule atau orang indo yang pendatang.

  6. Mbaaaa, lengkapp bangetttttttt *t nya sepuluhhh* 😀 makasih mba *ciumciumMbaNoni*

    Cuma tetep yaa, harga orang luar/bule/warga asing sama lokal beda ya, even for guide,hahaha.

    • hahaha………..muke si Mr. G + anaknya gampang ditipuin sih. Bule yang lembut2 gitu plus males ribut2. anaknya baru ke Indo, bapaknya wis tuek, paslah ketipu. lagian dia bilang ini pengalaman 🙂

  7. Berrti pilih bulan2 yang aman ajah, April. Biar negonya bisa lebih banyak. Hahha
    Bulan depan saya juga berencana untuk trekking, Non. Ke Gunung Prau. Bersama beberapa teman.
    Dan jika terlaksana, ini pertama kali saya trekking. :mrgreen:

    Saya bookmark untuk pelengkapan yang harus dibawa. Makasiiiih, Non. . .

    • ihhh ke gunung mah jgn dibandingkan ama ini hahaha. ke gunung lebih GAHAR ida 🙂 medannya juga lebih cihuy banget. aku sih belon sanggup kayaknya hahaha.
      semoga sukses ya 🙂

  8. abis dimininumin tolak angin langsung nyalang lagi haha.>> HAHAHA nyalang itu sumatera sekaliiii non istilahnyaaa 😀

  9. Huaaah infonya komplit banget non. Tapi jadilah ragu ragu, faktor U gini masih kuat gak ya trekking gitu huahahahahah. Secara aku kan udah lamaaa gak ber alam alam ria, kebanyakan nge mall :lol:.

      • Matt kalo masuk hutan ke Bukit Lawang itu juga ya atau ada hutan lain? Terus kamu kena pacet ga?
        Aku naksir sama eco hotel nya loh, keliatannya nyaman ya 🙂

      • matt gak pernah kesini May. Dia di hutan batang toru. itu hutan bener2 hutan kalau tempat si matt penelitian. yang masuk cuman dikit plus terjal dan tinggi banget. maleslah hehehe dan gak ada signal.

        aku digigit pacet sebiji, lumayanlah ya 🙂

        eco hotelnya keren ya may 🙂

      • Hutan batang toru masih bagian dari bukit lawang kah?
        kalo aku liat orang utan nya (dari foto) emang lebih kece sih daripada yang di kalimantan, keliatan lebih alami (liar).
        huaaah, pacetnya lepas pake apa non? kalo dulu aku kan nge rokok jadi sambil jalan suka sambil aku sundutin pake rokok :P.
        Iyaaa, pengen sekali ngerasain nginep disana :).

      • gak May. Batang toru itu ke arah pulau nias, perjalanan dari medan naik travel sekitar 10 jam-an kalo gak macet. trus naik ke hutan. kalo matt sekitar 2-3 jam, kalo aku mungkin seharian hahaha. itu kenapa sampe skr aku gak nekat diajak kesana. takut pengsan aku may.

        di tarik doang tuh ama bang Nuar, belon gendut sih. biasanya emang pake rokok ya, sekalian dibuat mati hahaha. benciii aku ama pacet May.

        ahh seneng koq disini, apalagi depannya ada sungai gitu

      • ooo wow jauh juga ya non :O. Hutannya hardcore bener kayaknya. Berapa lama biasanya Matt kalo di hutan?
        huaaaaa di tarik doang non *horor*. Biasanya sih kalo gak di sundut rokok ya di siram air tembakau biar lepas, gak berani aku kalo di tarik gitu. Mungkin guidenya sih udah sobatan kali ya. iiih kalo aku kan geli yak, lagian pacet kan kecil kalo gak kepegang bisa tambah histeris deh aku 😆 :lol:. samaa aku juga paling benci sama pacet, dulu sih *ehm* berhubung senior pencinta alam itu tsakep aja makanya punya ekstra keberanian 😛
        aaak sungainya yang bening itu ya non, kebayang asiknya tu sungai :).

      • dulu sih May, dalam 1 bulan itu 24 hari di hutan, 6 hari di kampung haha. bulan depannya begitu juga. signal gak ada, tinggalnya di gubug2 gitu may. kesian hahaha tapi dia sih suka di hutan.

        iya ditarik gitu, aku udah males mau motonya May, buat nafas aja udah susah hahaha. capek banget, jadi udah gak teriak, cuman bilang “bang, ada pacet nih” trus abangnya narik hahaha.

        sungainya itu gilaaa keren bagnet may. kecil, tenang dan menghanyutkan deh. sukaaa. mana sepi pula, bisa telanjang2 nih disini. kata guide aku, bosnya si matt kalo ke sini telanjang2 dia berenang hahaha

      • Astagaaa, kadang aku suka terheran heran ada juga ya bule ya cinta banget sama hutan. Biasanya kan mereka suka gak tahan sama nyamuk non :lol:.
        hahaha udah gak ada tenaga lagi ya non. Kebayang deh capeknya kayak apa :lol:. Tapi kan dikasih mahkota kalo udah manyun :D.
        Ish aku paling ngiler pas ngebayangin sungainya sih non. Kan kalo di laut suka gatel ya kalo berenang belom lagi mesti wapada sama ombak, well mungkin kalo berenang di sungai lebih mirip kayak kolam renang berarus di waterboom kali ya :). Etapi yang bener sampe telanjang non? horor bayanginnya 😆

      • May, kalo dihutan si matt gak ada nyamuk karena posisinya udah tinggi banget. nyamuk gak sanggup terbang kata si matt hahaha. mereka kayaknya penasaran deh tinggal dihutan itu. pokoknya tempat2 yang sepi2 gitu. Temennya si matt tinggal di kanada May, ortunya itu tinggal di tengah2 hutan gitu. setiap keluarga didaearh dia itu punya hutan sendiir2. Jadi dia punya tanah hampir 46 hektar. lucu yaaa hahha. kalo kita mana betah tinggal didalam hutan.

        iya telanjang, soalnya sepi banget. cuman ktia2 doang isinya

      • Oooo gitu ya. Dulu sih aku masuk hutan mungkin ga terlalu di dataran tinggi kali ya jadi banyak nyamuk, banyak semut.
        Hahahahah ada yg suka tinggal di daerah sepi gitu non. Mungkin jd ga terlalu rame & bebas ya. Enak banget yaaa kalo bisa gitu secara kayak di jakarta yg orang orang saling nempel gitu kadang bikin pusing juga sih :D. Eh bahkan sekarang nyari sepi udah ga bisa ke Ubud lagi loh, udah mulai rame kecuali kamu ke pelosok desa di sekitar nya.
        Haaa jadi penasaran sesepi apa non, apa karena bukan lg peak season ya? Kamu papasan sam orang lain yg trekking juga ga? Atau seharian cuma sama rombongangn kamu aja?

  10. wah masih berlanjut yang kemarin yah jeng..emang keren sih..ini seandainya saya masih bujang alias single dulu yah ceritanya..hehehe ayah kinan nggak begitu suka jalan ketempat yang bikin cafek seperti itu biarpun dapat pengalaman dan pemandangan yang aduhai….*bukan tipe pecinta alam sejati heeheuehue…saya nggak ada patner neh..kelak harus meracuni kinan supaya kayak emaknya suka petualangan….jadi kan bisa diajak patner liburan yang seru..:)

    • ada yg req minta info biaya2nya, jadi sekalian aja deh diposting hehehe. masih kerangjingan juga sih.
      matt juga gak suka jalan2 sih, kayaknya dia kepaksa aja harus jalan sama aku daripada aku pecicilan gak jelas hahaha.
      anak2 kayaknya emang harus diajarin untuk cinta lingkungan ya dan nikmatin waktu seneng di alam. daripada terpaku di mall trus n jatoh2nya jadi konsumtif

      • yup…bener banget….untungnya di tanjung ubang tercintah ini jauh kalo mau nge mall..harus ke batam dulu atau ke Tanjung pinang yang kecil dan begitu begitu aja…:)

      • apa yah…hasil laut kayaknya..Gonggong..semacam siput gitu..apa lagi yah..durian bintan juga mantap..baru abis nieh musim duriannya ….hayo hayo ke bintan….Medan-batam banyak tuh penerbangan…abis itu nyeberang bintan setengah jam aja……mumpung aku masih disini..:)

      • kiloan mbak kalo lagi musim emang rada murah juga cuman tergantung jenis duriannya juga…sekilonya ada yang 10 ribu atau lebih…hmm iya masih banyak monyet lho disini ..monyet kecil gitu..kemarin di jalan tempat aku kerja suka didepan jalan..mungkin habitatnya udah rusak kali yah dan makanan udah naggak banyak makanya keluar ke dekat jalan dan dikasih makan orang yang lewat atau orang kampung dekat situ…kapan kapan kalo nampak bisa lah itu di photo..sukanya pagi nampak jadipas tergesa untuk berangkat kerja nggak sempat photo itu monyet…yang didekat jalan

      • kemarin lagi musim musimnya satu kilo ada yang 10 ribuan..keatas..kayaknya nggak ada yang dibawah 10 deh tapi nggak tahu kalo didaerah penghasilnya sana didaerah sri bintan atau gunung bintan yang emang durian pohonnya kayak hutan..mungkin boleh lebih murah..enak banget..nagih…kuning mantep ada yang berasa agak pahit ada yang berasa manis..tanpa pahit…*bingung juga suka durian tapi nggak tahu durian mana yang bagus..sing penting durian …dulu aku suka nitip pancake durian dari IT ditempatku nyangkul dari medan, dia dah pindah ke Jakarta sekrang nggak ada lagi yang bisa dititipin hehehe..aku masih penasran durian medan lho..adik iparku dulu kerja di pajak medan, pas aku lagi hamil jadi mau minta dibawakan di taruh tupperware tutup rapet gitu kan maksudku biar tahu rasa durian medan..sama suami nggak boleh….*dijitak kalo ngeyel lagi hamil makan durian hahaha

      • hahaha aku gak tau juga apa bedanya secara gak suka durian. gak kuat baunya. si matt sering ngajak2 sih tapi aku sering mual gitu. pengen loh padahal nyobain. buah surga katanya haha.
        kata istrinya temen aku itu, kalo disana 50 ribu satupohon, waduhhh gilaa

        ehh emang kalo hamil boleh makan duriaN?

      • katanya sih gitu mitosnya..karena kan alkohol tinggi jadi panas kan..eh cmiw yah..lupa penjelasannya aku pernah nulis dulu di blog ku soal ini lupa penjelasan detailnya..:)

  11. Thanks for the info Non! Penginapan eco lodge itu kelihatannya nyaman bgt ya… Suka bgt. Ih kebayang suamiku pasti sukak bgt deh. Wah jd mupeng bgt pgn trek kesana. Latihan hiking dulu deh mempersiapkan fisik,hehehe.

  12. Thanks for the info Non! Penginapan eco lodge itu kelihatannya nyaman bgt ya… Suka bgt. Ih kebayang suamiku pasti sukak bgt deh. Wah jd mupeng bgt pgn trek kesana. Latihan hiking dulu deh mempersiapkan fisik,hehehe.

    • ehh bukannya kamu udah lari?? tapi pasti bisalah, secara ya Wul, di group aku itu aku paling lempis (lemah fisik) cuman kemaren pelan2 yah nyampe juga dan lumayan jauh rutenya yang aku ambil.

  13. Mau banget! Asli ‘ni December ya kita pergi. Pengen banget, duh sebelom gue balik Vienna lagi kayaknya musti bgt nih!!
    Secara suamiku gak gitu suka Bali, hehe..

    • amin…amin, semoga bisa ya My 🙂 deket ini koq haha. jkt-medan 2 jam aja terbang, plus 3 jam ketempat ini trus ke toba aja sekalian yaa My. mudah2an juga pas kamu kesini kita di medan, si Matt ada rencana pulang des soalnya kalo semua urusan visa aku beres + duitnya cukup hahaha.

  14. Waduh jadi pengen cepet-cepet ke BL deh. Btw, itu harga berarti sudah termasuk mereka siapin makan siang kalau buat one day trek ya Mbak? *calculatornya langsung jalan nih* 🙂

    • udah mas, kalo ama guide aku kemaren semua dia yg siapin sih. cuman aku bandingin ama harga dari Mr. G koq lebih mahal ya? jadi better mas chris pastiin aja. kalo half day trek, kayaknya mereka kasih cemilan + aqua aja sih, kan trek-nya gak seharian hehehe

  15. Mbaaak, aku tadi ada mensyen mbanoni di twitter 😀 Sempet kepikiran pengen ke sana pas nanti udah dapet cuti, jadi bisa ambil beberapa hari. Udah ada grup yang siap trekking blm mbak? Kabar-kabarin doong hihi. Tadi aku udah cek tiket, AA lagi ada promo pku-medan murah, kan jadi makin mupeng 😀

    • Lia, belon ada group sih haha. aku feb masih kosong belon ada rencana tapi gak tau kalo matt tiba2 ngajak pergi.
      kalo mau kamu bikin group aja ( 4 orang ama temen2 gitu) nanti aku bantuin deh booking hotelnya atau guide 🙂

  16. Liamarta,,,yuk yuk kita ke Medan yukk ikutan tracking :D,,akupun ini lagi nyari temen deh buat jalan-jalan ke sana,,,tapi tahun depan setelah recovery aku beres

  17. Pengen nyobain trekking tp takut bgt sama pacet & lintah.
    Apapun selain 2 binatang itu deh hiii
    Aku domisili di Medan, tapi Senin-Jumat kerja diluar kota
    Klu ada yg open trip ke BL ato Tangkahan mau ikut dong ehehhe
    Pengen nyobain masuk hutan

    Oya mba Noni aku jadi nyoba2 ngblog lagi lohh setelah kmrn blogwalking ke blog mba
    Baru hari ini mulai posting, terinspirasi dari cerita-cerita mba terutama tentang traveling
    Nyesel kenapa dulu-dulu traveling ga perna di dokumentasiin

      • Waa mau banget mba, kapan? Kapan? Hahaha
        Aku paling seneng klu udah ngomongin liburan

        Ajak aja yang lain mba biar rame, soalnya temen-temenku pada sibuk
        Buat ngumpul aja kita susyee

        Enw panggil Ai aja mba 😉

  18. I’m impressed, I must say. Seldom do I encounter a blog that’s equally educative and interesting, and let me tell you, you
    have hit the nail on the head. The issue is an issue that too
    few folks are speaking intelligently about.
    I’m very happy I found this in my hunt for something regarding this.

  19. gmana klo bawa anak anak 7 dan 10 tahun juga orang tua. ceritanya liburan keluarga tapi di alam bebas. aman nggak?

  20. Haloo Mba Noni, lagi cari2 info mau jalan2 ke Medan dan Aceh neh. pengennya di Medan berkunjung ke taman nasional (kesannya biar yang gak terlalu mainstream gituh deh). thank youu ya infonya ini.. berguna banget 🙂

  21. Halo Mbak Noni, salam kenal. Terima kasih ya sudah share tulisan yang informatif. Mohon maaf kalau boleh mau tanya-tanya sedikit Mbak. Ada teman saya yang bukan orang Indonesia, yang ingin ke Medan selama 2 minggu, dan 3-4 hari pertama mereka ingin coba jungle trekking di Leuser. Hanya saja, perlu rekomendasi dari yang sebelumnya pernah kesana, apakah sebaiknya di Bukit Lawang atau di Ketambe? Apakah mbak ada informasi plus minus kedua tempat tsb bila dibandingkan?

    Kemudian, pertanyaan berikutnya adalah, apakah mbak punya rekomendasi guide lokal yang bagus dan terpercaya, yang biasa bawa orang asing trekking di Bukit Lawang/Ketambe? Terima kasih banyak sebelumnya ya Mbak. Salam.

  22. Permisi Mba. Boleh minta informasi one day trekkingnya nggak saat ini dikenakan biaya berapa untuk turis lokal. Lalu, apakah guide dibayar per turis atau per satu guide berapaan? FYI, kami bakalan stay di Ecolodge dalam satu dua minggu ini. Thank you so much for your information.

Leave a reply to Baginda Ratu Cancel reply