Saya benci cicak sebesar benci saya dengan binatang melata lainnya. Mungkin karena benci itu sekarang saya jadi sekamar dengan binatang menjijikkan ini. He/she my roommate now. Ok mari saya ceritakan hubungan saya dengan si binatang pucat dengan ekor menggelikan ini.
Dulu waktu saya masih kecil, secara rumah saya dipinggiran kota medan
( coba google search daerah setiabudi Indah / Tanjung sari ). Sewaktu saya kecil di belakang rumah saya masih terhampar sawah-sawah dan ladang. Tiap pagi Noni kecil masih sering loh diajak main ke sawah ( kalau libur sekolah ) sama nenek-nenek dekat rumah saya. saya terbiasa bertemu belut, ular ( ular malah sering main ke rumah kita karena di sebelah rumah ada pohon-pohon bamboo besar ), capung, kupu-kupu, ikan, lembu, kerbau, ayam wah kalo ayam ayah saya malah punya 1 kandang besar untuk mereka hehehe, lalu kami juga punya banyak kucing dan kelinci dan tentu saja si cicak ini.
Cicak ketika saya kecil sebenarnya cukup menghibur. Hiburan yang sedikit kejam sih hehehe. sama kayak tikus, ayah saya benci setengah mati dengan cicak ( menurut saya sih), karena tiap kali liat cicak malam-malam dia akan ngambil karet atau ketapel ( how cool my daddy ) lalu di jepretlah si cicak. Saya suka memperhatikan ekor si cicak akan lepas atau dia akan jatuh ke lantai lalu terseok-seok melarikan diri dengan diiringi seringai puas ayah saya dan tepukan tangan adek laki2 saya hahaha. Lebih gilanya lagi biasanya cicak-cicak malang itu akan dijadikan mainan oleh kucing-kucing saya dan setelah itu tugas saya mencuci gigi kucing-kucing Persia rakus itu sebelum di perbolehkan untuk diciumin.
Setelah saya beranjak dewasa dan ayah saya sedikit lebih santai dengan cicak atau mungkin cicak bukan hiburan menyenangkan lagi untuk anak-anaknya sehingga dia tidak perlu berlagak menjadi pemburu yang membuat kedua anaknya bersorak-sorak senang, si mr and mrs cicak terlupakan dari hidup saya. setelah saya pindah dari rumah di antara sawah-sawah itu dan menemukan rumah lain yang sepertinya tidak ada cicak
( atau saya tidak sadar hehehe ) saya bener-bener lupa dengan binatang pucat ini.
Kepindahan saya ke Surabaya malahan sedikit banyak membuat saya lupa sama sekali. Saya bertemu hanya sesekali atau ketika saya berjalan-jalan di desa-desa kecil, binatang itu kelihatan sesekali.
Tetapi…….setelah saya pindah kos ke rumah yang sekarang, ohhhhhhhh kebencian saya seolah-olah meluap keluar. Gimana gak meluap keluar. Pertama mereka secara tidak sopan sering buang kotoran di foto-foto atau hiasaan dinding di rumah or kamar saya dan itu menjengkelkan sekali, karena bukannya membuat foto semangkin bagus, lah ini malah membuat foto atau hiasan dinding menjadi sangat aneh.
Belakangan kebencian saya tambah menjadi-jadi karena ukuran mereka sepertinya semangkin membesar dan mereka semangkin sombong plus lapar. Berkali-kali saya memergoki mereka masuk ke cangkir kopi, the atau susu coklat saya di pagi hari atau malam hari, atau kalau saya lupa karena terburu-buru pergi kerja, di sore hari ketika akan mencuci mug, dia si cicak jelek itu terjebak dengan mata melotot kiri kanan gak bisa keluar dari mug habis menjilati sisa susu dan saya jijik setengah mati. Saya pengen panggil ayah saya untuk menjepretkan ketapelnya seperti ketika saya kecil dulu. Saya benci sekali mereka karena saya geli setengah mati untuk minum dgn mug yang sama lagi. saya benci mereka ketika terjeabk di mug dengan mata melotot menatap bodoh atau menantang ke saya, saya benci warna pucat di tubuh mereka, arghhhhhhhhhh saya benci cicak !!!!.
Sekarang si cicak-cicak menyebalkan ini semangkin berani aja. Saya lagi nonton tv tadi malam, berhubung keesokan harinya saya puasa, sebelum tidur saya membuat susu hangat dan ketika tertidur saya dengar suara-suara aneh, dicari-cari ternyata mereka bisa aja loh menggeser tutup mug dan masuk kedalamnya. Haduhhhhhh pengen saya rajam aja mereka !!!!!!.
Mulai sekarang saya nyatakan perang dengan cicak !!!!!
salah satu keistimewaan cicak bisa di baca disini, klik icon