Nama Lumajang berasal dari “LAMAJANG” yang diketahui dari penelusuran sejarah, data prasasti, naskah-naskah kuno, bukti-bukti petilasan dan hasil kajian pada beberapa seminar dalam rangka menetapkan hari jadinya.
Karena Prasasti Mula Manurung di nyatakan sebagai prasasti tertua dan pernah menyebut-nyebut “Negara Lamajang” maka dianggap sebagai titik tolak pertimbangan hari jadi Lumajang.
Kota lumajang sekitar 150 km kearah tenggara Surabaya, dan bisa kita tempuh dengan 3-4 jam perjalanan darat, kebetulan karena saya berangkat ke lumajang pada saat pemilu perjalanan hanya ditempuh 2 jam perjalanan dengan bis patas dgn harga Rp 40.000.
Sebenarnya kita hampir tidak jadi ke lumajang karena beberapa orang hanya mengatakan kota kecil ini “ biasa2 aja “. Ranu klakah, pakis dan bendali juga tidak begitu menarik. Tetapi karena waktu liburan makin mepet dan tujuan wisata semangkin tidak jelas, saya, dian dan ellen memutuskan tetap ke lumajang dgn tujuan pasti pantai watu gedhek , gua tetes dan salah satu ranu yang nanti setelah tiba di lumajang kita pilih yang mana yang akan didatangi.
Jam 5 pagi saya sdh meluncur ke kos ellen, jam 6.30 dian dan papanya datang plus nganterin kita bertiga ke terminal bungurasih. Terminal sedikit sepi dan lebih “bersahabat “. Kita langsung naik bisa patas menuju lumajang. Jam 09 kurang kita sdh sampai di lumajang . bener-bener blank, saya gak tau kota lumajang itu seperti apa. Ellen dan dian 11-12 dgn saya.
Paling parah begitu turun dari bis , nanya ke tukang becak pantai watu godhek dia bilang itu di malang huhahahaha. Daripada bingung dan nyasar2 gak jelas, kita langsung cari hotel. Dari info 108 hotel terdekat dengan terminal adalah hotel Grand Aloha di jl A. yani.
Dari hotel, sewa mobil then langsung ke pura tertua di asia { bagitu keterangan di brosur pariwisata }. Pura semeru agung namanya. Seperti layaknya pura , hari itu cenderung sepi dan tertutup. Mungkin jika ingin berkunjung ke pura ini sebaiknya dilakukan di tgl 07-18 juli 09 karena ada upacara odalan atau pencucian pura.
Dari pura kita menuju ke pantai watu godek di daerah pasirian, sekitar 80 Km dari kota lumajang. Sepanjang perjalanan sedikit membosankan karena hanya sawah, semak-semak dan desa-desa kecil atau kebun pisang. Saya sudah tertidur-tidur ketika melihat lautan luas didepan mata. Jalanan mulai menurun dan pasir hitam mulai membelai mata yang baru terbangun. Cantikkkkk !. emm cantik aja deh hehehe.
Kenapa pantai ini disebut batu godhek katanya sih kalo terkena ombak batunya akan bergoyang-goyang, tapi saat itu kami tidak melihat adanya batu yang bergoyang2. adanya hanya tebing-tebing tinggi yang menatap angkuh. Pantai watu godhek relative sepi. Disepanjang ini juga ada beberapa pantai lainnya.sepatu pantai tlepuk yang dipenuhi oleh rawa2 dgn air berwarna coklat.
Entah karena emang matahari lagi putih-putihnya jarang sekali ada orang disekitaran pantai. Hanya ada 2 orang pemancing. Panas matahari juga membuat air laut berbinar-binar dan pasir pantai jadi luar biasa panasnya. Anehnya ombak di watu gedhek selalu membawa batu – batu kecil ke pantai. Kata ellen pasir di watu gedhek seperti oreo J.
Dari watu gedhek kita langsung ke TPI atau tempat pelelangan ikan untuk makan siang. Sdh pukul 13.30 ketika tiba di TPI. Masih panas , udara kering setengah mati, gak ada angin juga. Ikannya masih segar dan enakkkkk banget. Cuman Rp 28.000 untuk makan berempat. Murah banget ya J.
Dari TPI langsung menuju gua tetes. Goa Tetes merupakan wisata goa yang didalamnya terdapat stalagtit dan stalagmit dengan warna yang beraneka ragam.
Terletak di desa Sidomulyo Kecamatan Pronojiwo jarak tempuh dari kota Lumajang ± 55 Km ke sebelah Selatan, mudah dicapai dengan kendaraan roda dua / empat, satu jalur dengan obyek wisata Piket Nol, selanjutnya perjalanan diteruskan dengan berjalan kaki menuruni tangga sepanjang ± 1 Km untuk sampai ke mulut goa, dengan medan yang cukup menantang.
Banyak dikunjungi oleh muda mudi dan dipercaya masyarakat dapat mempersatukan kembali keretakan rumah tangga.
Karena nyampe di goa tetes udah jam 4 sore, sedikit tergesa-gesa kami menuruni tempat ini. Jalnannya relative lumayan bagus karena sdh dibangun tangga-tangga tetapi curamnya itu yang gak enak hihi.udah kebayang betapa beratnya harus menaiki puncaknya nanti hiks….
Sektiar 30 menit trekking kita nyampe di gua tetes. Sumpah baru kali ini saya liat ada air terjun dimana-mana. Lembah kecil itu di penuhi oleh air terjun disana sini. Kiri kanan , muka belakang. Bagus J. Karena hari sudah mulai gelap, gak bisa terlalu lama di gua tetes. Dian berjalan sangat cepat, latihan kung fu emang gak bikin mati kali yee, sementara saya dan ellen kayak anjing kekurangan air. Beratnya minta ampun pantat ini. Susah digerakin hihi. Setiap 20 tangga pasti berhenti istirahat. Konyolnya guide kita akhirnya tepar, pingsan !!. pake muntah2 segala, dehidrasi dia huhu.
Setelah gua tetes langsung pulang ke lumajang. Melewati piket nol tapi karena sudah gelap yah akhirnya gak singgah . makan malam juga di alun-alun aja. Banyak orang yang mengingatkan kita ber3 untuk tidak berkeliaran malam-malam karena takut terkena ilmu “ GENDAM “. Akhirnya jam 9 malam udah bengong di kamar liat penghitungan pemilu J.
Day 2 lumajang-malang
Bangun siang dgn kaki sakit – sakit. Dian si jago kung fu juga hampir gak bisa menggerakkan kakinya { makanya jgn jumawa hahaha }, liat tangga langsung mengkeret ketakutan huhahaha. Sarapan pagi di restoran kemayoran { not recommended hiihi } , setelah itu beres-beres dan langsung ke terminal buat ke malang. Sebenarnya sih masih ada beberapa tempat wisata lagi tetapi Karena hampir semua mobil rental di lumajang habis di sewa dan tempat-tempat wisata tidak dijangkau oleh angkutan umum kita memutuskan untuk segera ke malang saja. Di pantai Bambang kita bisa melihat sunrise lalu bisa juga ke hutan bamboo dan sepertinya sih ranu klakah, bedali dan pakis tetap menarik untuk di datangi pagi-pagi pada saat banyak pemancing dan bisa makan ikan bakar dari kerambah-kerambah yang ada di ranu pakis.
Dari lumajang ke malang ada 2 jalur. Jalur utara { 4 jam } dan jalur selatan { 4 jam }. Kalo bawa mobil sendiir mending jalur selatan Karena pemandangannya lebih bagus, tetapi karena kita naik bis jadi pilih jalur tercepat. Bus akas { huh…saya gak pernah percaya bus ini lagi }. Katanya sih bus patas ac tapi panas minta ampun, lalu lagu-lagu aneh semi porno amit-amit deh pokoknya , cuman tiketnya murah Rp 22.000 saja . btw…saya gotong-gotong pisang tanduk a.k.a pisang agung loh dari kemaren. Pisangnya sih 1 tandan aja isinya 21 biji tapi beratnya masya olloh. Setiap kali jal
an diteriakin orang, pokoknya eye catching hihihi.
Nyampe di malang udah jam 3 sore, dijemput Ivan temen kita. Trus makan ayam kalasan murah meriah tapi enak dekat kos tammy. Jemput tammy dan emon { sepupu dini }. Mandi-mandi . setelah itu nonton waria main volley di stadion malang { tadinya mau makan rujak tapi tutup }, setelah itu makan surabi imut then main bilyard di pit stop. Jam 9 nganterin tammy pulang ke kos dan kita juga mesti pulang ke Surabaya karena duitnya habis L.
Jam 10.30 malam nyampe di bungur asih , ke kos ellen ambil mobil then 11.30 nyampe kos. Gilaaa……….capeknya belon ilang. Liburannya singkat banget. 2 hari besok { sabtu dan minggu } mau ngapain yaaa ? mulai panic apa ke bromo aja hihi { mulai ngitung duit celengen !1 }.
Lumajang
Hotel grand aloha
Jl. A. Yani no 185 { hotel terdekat dgn terminal }
0334 888023
Rate Rp 50.000 – Rp 300.000
Review : hotelnya lumayan even yang ekonomi, bersih, stafnya lumayan ramah, kamarnya masih baru dan yang terpenting murah J.
Hotel lain di daerah kota ada beberapa hotel lainnya seperti hotel lumajang { bangunan tua gitu } , hotel jelita tapi hati2 karena banyak hotel dipakai untuk esek2 doang J.
Rental mobil
Rental mobil bening
Rental mobil RM kemayoran { ini paling murah }
Bis dari sby – lumajang Rp 40.000 { patas ac }
Bis dari lumajang – malang Rp 22.000 { patas ac }
[…] lengkapnya tentu saja bisa dibaca disini […]