Hidup Belakangan Ini


SURAM!!

Hahhaa……yah belakangan ini hidup lebih berat. Sebenarnya saya gak mau nulis hal-hal yang bikin sedih, resah atau khawatir di blog. Pengennya di blog atau di semua social media hal-hal baik aja supaya yang datang juga hal-hal baik hehe. Cuma ini kayaknya mesti ditulis deh, terutama karena beberapa hal sudah mulai membaik. Ditulis untuk jadi pengingat aja kalau beberapa bulan ini berat sekali.

Sebelum bulan puasa tahun ini ayah saya sakit. Ayah saya memang sakit sejak lama. Beliau sudah lumpuh tapi masih bisa melakukan hal-hal “pribadi”nya sendiri. Seperti ke kamar mandi, masih bisa pindah dari tempat tidur ke kursi roda sendiri bahkan terkadang masih bisa cuci mobil.

Kembali sebelum puasa, tiba-tiba beliau sakit. Gak mau makan sehingga lemas. Dibawa ke rumah sakit juga gak mau karena takut banget Covid. Semua serba salah. Akhirnya setelah saya sempet chat dokter di Alodoc kesehatannnya mulai lumayan. Masih sakit dan gak mau makan tapi yah mulai ok. Ehhh…….gak disangka adik saya masuk rumah sakit. 10 hari sebelum Lebaran. Dia punya diabetes. Untungnya sebelum Lebaran akhirnya bisa pulang tapi sepertinya something wrong sama dia. Badannya bengkak-bengkak hanya kita gak tau kenapa ya?

Lebaran beberapa hari ayah sudah gak tahan di rumah trus sehingga kami membawanya ke rumah sakit. Sumpah ini drama banget. Saya dan Matt selama ini menjaga banget kita gak keluar rumah. Gak pergi-pergi kalau tidak ada keperluan lah…….tiba-tiba harus ke rumah sakit. Setiap hari apalagi gak ada yang bisa jaga ayah. Hanya saya dan ibu aja.

Di rumah sakit pun bukannya ngerasa aman malah ketakutan mulu. Ayah masuk ke UGD, lah….di ruangan UGD ada yang covid. Ngeri banget gak sih. Belon lagi harus nunggu dapat ruangan yang berjam-jam dalam situasi pandemi kayak sekarang beneran serem pake banget!

Setelah dapat ruangan, mulai ditangani dokter sebenarnya kita masih bingung juga. Rasanya kalau 24 jam di rumah sakit saya gak bisa. Bingung nyari orang yang bisa bantu jagain ayah. Alhamdullilah ketemu cleaning service rumah sakit yang akhirnya bisa bantuin jaga ayah di malam hari. Akhirnya ya, saya baru tau cara kerja perawat di Amerika dan juga di Indonesia. Pantesan sempet ngotot sama Matt, dia bingung.

6 hari ayah di rumah sakit akhirnya bisa keluar juga. Saya dan ibu hampir tiap minggu jadinya harus antigen. Matt juga karena kan setiap hari saya pulang ke rumah. Oya, ayah bukan covid tapi kayaknya karena gak mau makan akhirnya lemes trus dan sempet ada masalah sama jantungnya. Selama ini penyakit ayah selain “lumpuh” itu ASMA.

Beberapa hari ayah pulang, adik saya masuk rumah sakit lagi. Setelah dicek ini itu ternyata penyebab kakinya bengkak karena ginjalnya bolong. Aduh……ini beneran bikin semua ketakutan. Ibu dan adik ipar saya udah nangis-nangis melulu saking takutnya kenapa-napa. Paling khawatir harus cuci darah. Pokoknya kami beneran berharap semoga gak ada hal-hal jelek.

Setelah sekitar seminggu di rumah sakit akhirnya adik bisa pulang ke rumah. Selanjutnya harus kontrol ke dokter dan ke rumah sakit. Oya, mereka pakai BPJS. Sebenarnya saya agak bingung dengan sistem kontrol dari BPJS. Ini mungkin akan dibahas nanti. Intinya adalah untuk kontrol ternyata gak bisa ke rumah sakit di mana adik saya dirawat. Kayak ada tipe B dan C gitu.

Gak lama keluar dari rumah sakit, adik saya dengan inisiatif sendiri karena dia masih harus kontrol ke rumah sakit dan dokter swab PCR untuk Covid dan hasilnya positif. Ini kayak dunia runtuh. Bayangkan Covid di orang yang komorbit dan masih dalam perawatan. Selama ini kami tahu banget dia gak kemanapun kecuali ke dokter/rumkit karena emang gak bisa tidak, kan ya. Bahkan ketemu saya aja enggak saking gak maunya lah kami kenapa-kenapa.

Masuk rumah sakit untuk isolasi. Saya harus kasih apresiasi setinggi-tingginya untuk team rumah sakit Royal Prima Medan yang sudah membantu adik saya selama perawatan. Beneran bagus banget. Perawat dan dokternya luar biasa baik dan menurut ipar saya, mereka bekerja sungguh-sungguh. Aduh……semoga mereka sehat-sehat selalu.

Ok, 1 hari di rumah sakit adik trus drop sampai masuk ICU karena tidak sadarkan diri. Beneran horor banget kan ya. Saya inget minggu lalu adalah minggu tergelap dalam hidup kami semua. Nangis aja mesti kayak diem-diem karena gak bisa pelukan, gak bisa pegangan, harus jaga jarak, adik gak bisa dilihat/dikunjungi. Saya sadar betapa jahatnya si Covid ini!

Alhamdullilah keadaannya makin membaik. 4 hari lalu hasil SWAb PCR terbaru adik saya sudah negatif, dia sudah mulai buka mata (semalam), sudah dipindahkan ke ICU biasa. Kami masih gak bisa liat karena dia juga masih belum bisa ngomong tapi yah semua mulai lebih baik. Saya dan keluarga masih harus antigen setiap minggu walaupun kami gak kemana-mana. Entahlah kayaknya paranoid saya tambah parah.

Saya juga akhirnya 2 minggu lalu dapat vaksin pertama. Untuk saya pribadi vaksin ini penting banget untuk usaha saya melindungi diri sendiri dan orang-orang yang saya sayang. Ayah dan adik saya orang yang rentan banget jadi yah…ini salah satu usaha kami yang sehat untuk melindungi mereka. Matt lagi diusahakan dapat vaksin secepatnya. Kalau ada informasi vaksin untuk WNA kabarin yaaa haha.

Ternyata ya, walau terkadang saya curiga juga koq orang baik ya? ada maunya ya? saking seringnya dijahatin orang sampai bingung kalau ketemu orang baik haha. Tapi orang-orang baik itu masih ada koq. Kalau kita baik sama orang lain, pasti bakalan ketemu orang baik juga.

Rasanya memang 2 bulan ini berat sekali untuk kami. Saya sampai takut kalau terima telp/wa dari orang tua dan ipar. Takut kenapa-napa. Sekarang walau adik saya belum 100% sembuh tapi kami sudah bersyukur sekali. Kondisi kritisnya memang belum terlewati tapi yah….sudah lebih baik dari minggu lalu. Semoga adik saya bisa segera sembuh dan keluar dari rumah sakit. Amin.

Semoga kita semua sehat-sehat ya. Jaga diri baik-baik terutama untuk kamu yang gak bisa tidak pergi keluar untuk kerja atau keperluan penting lainnya. Ingat prokes gak boleh kendor!

21 comments

  1. Stay strong Noni! semoga setelah ini semuanya bakal baik2 saja.

    Papaku sendiri yang usia 82 kapan hari kena COVID, untungnya pulih, tapi ya memang karena sudah lansia, banyak penyakit2 lain berkelanjutan, kakak2 yang di rumah lumayan pusing jadinya ngatur jadwal sampai menghire suster untuk merawat dirumah.

  2. Perjuangan untuk keluarga dan orang tua memang berat, tetapi pahala besar senantiasa menanti. Semoga mbak Noni, Matt dan keluarga selalu dalam kesehatan dan keberkahan.🤲

  3. Tetap semangat dan kuat ya mbak Nonik. Smeoga adiknya cepat sehat dan pulih kembali dan ayahnya juga kembali sehat seperti sedia kala.

    Emang sedihnya covid itu ya kalau kena jadi sendirian ya mbak. Kita gak bisa menenin, huhuhu.

  4. huhuhu sedih banget baca ceritanya mba non, semoga adiknya segera sehat kembali yah mba non, tahun-tahun ini emang ada aja yah cobaannya, semoga kita selalu diberi kesabaran dan ketabahan, sehat selalu mba non dan keluarga yah

  5. Tetap semangat ya kak Non, peluk dari jauh.

    Aku kurang paham kalo di Medan, tp ada info klo kedutaan Belanda membuka registrasi vaksinasi utk WNA yg berdomisili di Jakarta.
    Kak Noni mungkin bs cek di ig mereka @nlinindonesia

  6. Peluk erat virtual buat Mbak Noni!! Semoga keadaan adiknya semakin membaik, sehat, bugar, dan bisa segera pulang mbaaak. Mbak Noni sekeluarga juga sehat-sehat ya mbak…makan teratur sama tidur cukup mbak.

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s