
Sore itu kami hampir tidak memiliki tujuan lagi selain belanja. Mau ngapain lagi, ya. Seperti biasa supir kami Naru, menyarankan untuk melihat taman di Udaipur yang menurutnya terkenal karena kecantikannya. Oklah, daripada tidak kemana-mana kami menyetujui usulnya untuk pergi ke Saheliyon-ki-Bari.
Berdasarkan legenda katanya taman ini dibangun raja untuk ratunya. Orang zaman dulu kalau udah cinta sepertinya gak pernah main-main, ya. Bikini taman, Taj Mahal, dll. Taman cantik ini dibangun dari tahun 1710 sampai 1734 oleh Maharana Sangram Singh untuk para wanita di kerajaan. Mungkin lebih tepatnya untuk ratu dan dayang-dayangnya yang berjumlah 48 orang.
Sebenarnya saya bukan penggemar taman-tamanan apalagi sore-sore menjelang tutup. Tempatnya sendiri sedikit sepi tapi banyak pohon dan bunga. Dipikir-pikir sekarang seneng juga sih di sini walau di tempat ini sepertinya lebih banyak turis lokal yang datang daripada mancanegara (paling gak pada saat saya berkunjung.)

Di pintu masuk kita ketemu dengan pedagang cemilan, saya lupa apa namanya ini tapi gemes banget ya, ngeliat presentasi makanannya. Sayangnya karena takut jajan sembarangan (o,ya hari pertama nyampe India saya sudah mulai diare soalnya) jadi kita hampir gak ada lagi nyoba-nyobain makanan pinggir jalan selain samosa.
Setelah membeli tiket masuk yang tidak terlalu mahal sebenarnya saya lumayan kaget loh, ngeliat taman yang terawat dengan sangat-sangat baik ini. Semua tanaman pagar dipotong rapi, bunga-bunga berwarna warni, air mancur bekerja dengan baik dan tidak terlihat sampah di dalam taman. Koq bisa ya? padahal kan India haha.
Masuk ke dalam taman kita bakalan melihat kolam kecil yang mengingatkan saya dengan taman sari di Yogyakarta. Tidak bermaksut membanding-bandingkan atau menyama-nyamakan tapi begitu masuk langsung inget Taman sari aja.

Seperti yang saya sebut di atas, tempat ini tidak terlalu ramai padahal tutup masih sekitar jam 8 malam. Terlihat beberapa pengunjung yang sibuk mengambil foto atau mengajak group kami berfoto bersama terutama Jenny dan Lyns.





Setelah dari kolam ini kami masuk ke bagian dalam taman yang ternyata memiliki kolam lainnya dengan patung gajah yang menyemburkan air. Sayang saya coba cari-cari fotonya koq gak nemu kecuali 1 di bawah ini.

Katanya nih, salah satu pertanda kalau taman bakalan ditutup adalah air mancurnya bakalan mati. Jadi kita semua kemaren berdiri-berdiri di pinggir taman sambil nungguin air mancurnya mati haha. Setelah mati kami jalan lagi ke dalam taman yang ternyata bagus banget dengan pohon-pohon besar. Sempat juga ngobrol dengan turis India yang berasal dari Amerika. Mereka sekeluarga katanya lagi melakukan perjalanan napak tilas untuk tahu asal usul keluarganya yang berasal dari Udaipur.


Setelah muter-muter dan foto-foto boomerang untuk Insta Story, kita putuskan kembali ke kota karena hari mulai gelap.



Kalau menurut saya Saheliyon-ki-Bari Udaipur ini bisa di skip jika kamu gak punya terlalu banyak waktu di Udaipur. Tempatnya bagus tapi gak terlalu wajib juga didatangi 🙂
Siapa yang suka pergi jalan-jalan ke taman?
Iya Non, tempatnya kayaknya oke tapi ya “gitu” dan “segitu” doang ya kayaknya 😛 .
Asik sih ya mbak nongkrong sore gitu. Sambil jalan – jalan sore, apalagi tamannya sebagus ini. Terawat banget ya
Hahahha…. udah lama gak baca tulisan noni dan saat baca ini… sepertinya Udaipur… kurang menarik… hihi…. kata aku kurang banyak bunganya yah… jadi mata kurang seger. Tapi asyiklah udah sampe sana. Hidup India bersih. Loh….
mba waktu di India kemarin sewa mobil + driver ya mba? kalo boleh tahu perharinya berapa?
9 hari sekitar 8 juta all in termasuk pakir dll
Aku suka jalan jalan ke taman. Tapi yang menu wajib klo orang dateng. klo kurang terkenal males juga mbak. haha